Welcome

Selamat datang di blog saya semoga isi dari blog ini dapat membantu kalian yang sedang mencari bahan atau materi perkuliahan

Jumat, 29 Januari 2010

Sejarah Fotografi

1.Sejarah Fotografi
Foto pertama dibuat pada tahun 1826 selama 8 jam. Louis Jacques mande Daquerre merupakan bapak fotografi dunia (1837). Kamera Obcura merupakan kamera yang pertama kali yang dipakai untuk menggambar kemudian memotret. Kamera Kodak (Eastmant Kodak) pertama kali ditemukan oleh Snapshooter 1888 di Amerika. Konstribusi fotografi ke dunia film pertama kali di pelopori oleh Eadward Muybridge. Flas atau lampu kilat pertama kali ditemukan oleh Harold E. Edgerton pada tahun 1938.Memotret benda-benda mati disebut dengan still life. Penemu negative film John Hendri Fox Talbot dari inggris. Negatif film tersebut di buat selama 40 detik dibawah terik matahari.
2. Perbedaan Kamera Digital dengan kamera Analog
Kamera digital belum mampu menangkap semua warna yang dipantulkan oleh matahari namun warna yang dihasilkan lebih kontras. Kamera digital juga kurang sensitif.
kamera analog sudah hampir mampu menangkap seluruh warna yang diantulkan oleh matahari dan kamera analog juga cukup sensitive.
Kamera analog merekam dengan film negative berwarna , slide flim positif dan hitam putih.
Kamera digital merekam dengan pixel (picture element / elemen dasar dari film)
3.Teknologi Rekam
Ø Analog: Menggunakan media film seluloid melalui poses kimia
Ø Instan : Menggunakan kertas cetak langsung jadi
Ø Digital : Menggunakaan sensor peka cahaya dengan proses elektronik
4.Distorsi
v Normal
v Barrel
v Pincushion

5. Alat dan perlengkapan Fotografi
§ KAMERA
Dibagi dalam beberapa jenis antara lain:
a. Manual SLR
b. Automatic SLR (ada auto focus tapi menggunakan baterai)
c. Basic Compact
d. Advanced Compact
e. Waterproof Camera (kamera yang bisa dipakai didalam air hanya sampai kedalaman 5 meter).
f. Underwater Camera(kamera yang bisa dipakai didalam air sampai kedalaman diatas 5 meter dan di lengkapi dengan Flas).
g. Wide-View Camera
h. Anoramic Camera
i. Large Format Camera
j. Kamera ilusi ( kamera yang dapat menangkap mahluk halus)
Ragam Jenis Kamera
1.Menurut cara bidiknya
View Finder Camera ( Range Finder Camera ) atau biasa disebut dengan lamera poket / instamatic.Single Lens Reflex ( SLR ), Twin Lens Reflex ( TLR ), View Camera.
2. Menurut Format Filmnya
Ukuran 135 mm ( Roll Film )
Ukuran 120 mm / 220 mm ( Roll Film )
Ukuran 4 x 5 inch ( Sheet Film )
Ukuran 8 x 10 inch ( Sheet Film )
3. Menurut ukuran gambarnya
Kamera 35 mm = 24 x 36 mm
Kamera Larga Format = 6 x 4.5 inch dan 8 x 10 inch
Kamera medium format = 6 x 4,5 cm ; 6 x 6 cm ; 6 x 7 cm ; 6 x 9 cm ; 6 x 12 cm

4. Menurut Teknologi Sistem Perekaman
§ LENSA
Dibagi dalam beberapa jenis antara lain:
1.Lensa Fix ( Focal Length Tetap )
Standart lens / Normal lens ( Focal Lengthnya 50 mm)
Wide Angle lens ( Focal lengthnya dibawah 50mm ) mempunyai cakupan yang cukup besar/luas.
Long Focus Lens / Tele lens ( Focal lengthnya diatas 50 mm).
2.Zoom Lens (Focal Length Variabel)
Lensa yang dapat berubah dari zoom lens ke wide lens / tele lens.
3.Wide Angle Zoom ( 21-35 mm )
4.Telephoto Zoom ( diatas 50 mm dari 75 mm dst )
5.Lensa Spesial
Macro Lens
Telephoto Lens
Feace Eye
Shift Lens
6.Mirror Lens
§ Flas, Light Meter ( eksposur meter, cara mengukur cahaya)
§ Filter ( Filter koreksi dan filter kreatif )
§ Assesori ( alat penunjang kamera )
KLASIFIKASI LENSA 35 MM
^ Focal Length Tetap disebut Fix Lens
^ Focal Length Variabel disebut Zoom Lens
6.PENCAHAYAAN
Photography Treangle ( Bryan Patterson )
A. ASA ( Asosiation Standart America )
ASA / ISO / DIN / JIS
=25;50; 100;200; 400;800
Semakin tinggi ASAnya semakin peka terhadap cahaya
B.Speed Shulter ( kecepatan ) terdiri atas:
4 sec; 2 sec ; 1 sec ; ½ sec ; ¼ sc; 1/8 sec ; 1/5 sec; 1/30 sec ; 1/60 sec; 1/ 125 sec ; 1/ 250 sec ; 1/ 500 sec ; 1/ 1000 sec ; 1/ 2000 sec ;
C. Aparture ( Pembukaan Diafragma ) terdri atas:
f/1.4 ; f/ 2.8 ; f/5.5 ; f/8 ; f/11; f/16; f/22; f/32; f/45;f/64; f/90
7.APLIKASI TEKNIK FOTOGRAFI FAVORIT
Auto Focus ( tanpa focus )
Selective Focus ( focus terpili )
Menajamkan pada objek-objek tertentu dengan menggunakan objek tertentu.
Freezing ( teknik membekukan gerak dengan menggunakan sped yang tinggi ).
Blur ( teknik untuk merekam kesan gerak dengan menggunakan speed yang lambat)
Panning ( tergantung dari objek dan subjeknya )
Zooming ( memakai lensa zoom )
Siluet
Bulb

Perkembangnya teknologi membuat kamera digital era sekarang sudah menjadi bagian dari gaya hidup, para manufaktur berlomba mengeluarkan varian kamera terutama di kelas SLR (Single Lens Reflex) dalam berbagai kelas. Tak hanya dibedakan oleh kelas pemakai, kamera-kamera ini juga dibedakan oleh jenis sensor yang digunakan. Sebagai contoh, Canon sebagai pemain terbesar saat ini mengenalkan dua macam format untuk D-SLR, yaitu full-frame (setara dengan film 35 mm dengan ukuran 36 x 24 mm) dan sensor berukuran lebih kecil (22,2 x 14,8 mm) yang praktis menghasilkan faktor perkalian sebesar 1,6 untuk lensa yang dipakai.

Berbeda dengan ketiga pemain lainnya, yaitu Nikon, Pentax, dan Konica Minolta, yang memilih untuk menggunakan image sensor dengan ukuran APS (23,7 x 15,5 mm). Sensor ini lebih kecil dari ukuran film 35 mm sehingga lensa yang tadinya dipasangkan pada kamera film akan memiliki sudut pandang yang lebih kecil.

Dalam hal ini, faktor perkalian adalah 1,5. Sebagai contoh, lensa 50 mm pada D-SLR dengan sensor ukuran APS akan memiliki field of view yang setara dengan lensa 75 mm pada kamera film. Sebagai catatan, focal length untuk lensa tidak akan berubah karena ukuran sensor.

Sebuah lensa 50 mm tidak akan berbeda apakah ia dipasangkan pada kamera 35 mm, kamera medium format, atau kamera digital dengan sensor yang lebih kecil. Luas cakupan sensor akan membedakan sebuah lensa dalam hal besarnya image circle (besarnya luas imej yang ditembakkan oleh lensa).

Dengan fenomena ini, tentu akan muncul sejumlah masalah. Bila pemakai menggunakan kamera digital Canon dengan sensor berukuran full-frame, tentu lensa-lensa yang tadinya digunakan pada kamera film dapat digunakan sebagaimana mestinya. Lain halnya dengan D-SLR yang memiliki sensor lebih kecil, lensa wideangle berukuran 28 mm hanya akan menjadi seperti lensa 42 mm pada Nikon D2X atau bahkan 45 mm pada Canon EOS 20D.

Bila Anda penggemar fotografi lanskap, Anda tidak akan gembira dengan field of view yang diberikan. Untuk itu, masing- masing manufaktur mengeluarkan lensa digital yang image-circle-nya sudah disesuaikan dengan ukuran sensor yang lebih kecil. Sebagai contoh, Pentax mengeluarkan seri DA yang hanya bisa digunakan pada digital SLR dan Nikon memiliki seri DX dengan tujuan yang sama. Dengan kata lain, pencinta lensa 28 mm sekarang membutuhkan lensa 18 mm!

Akan tetapi, tidak itu saja. Para pembuat lensa juga mengklaim bahwa lensa digital mereka juga dioptimasi untuk D-SLR dengan berbagai macam faktor. Satu hal yang mesti diingat, permukaan sensor digital jauh lebih reflektif daripada film. Hal ini memungkinkan sensor untuk memantulkan kembali cahaya ke dalam elemen lensa.

Untuk mengantisipasi hal ini, para manufaktur menambahkan coating pada elemen-elemen belakang lensa sehingga pantulan cahaya akan diminimalkan. Sigma, salah satu pembuat lensa independent, meng-upgrade jajaran lensanya dengan seri DG. Seri ini kompatibel dengan kamera film, namun diklaim memiliki coating tambahan sehingga cocok digunakan pada kamera digital.

Hal lain yang patut diperhatikan adalah masalah abrasi kromatik yang menjadi akibat dispersi cahaya oleh lensa. Pada digital kamera, masalah ini lebih sering muncul terutama ketika memotret subyek yang berlatar belakang cahaya yang sangat kontras. Untuk itu, perlu ditambahkan elemen lensa yang mampu meredam dispersi cahaya. Pada lensa Nikon dan Pentax, elemen ini disebut dengan ED (Extra-low Dispersion). Dahulu elemen ini hanya terdapat pada lensa seri profesional, namun saat ini banyak lensa standar yang sudah dilengkapi elemen ini.

Hal lain yang didapat adalah bila umumnya lensa normal dan tele yang dirancang sebelum era digital tetap mampu memberikan gambar yang tajam, tidak demikian halnya dengan lensa wideangle. beberapa lensa wideangle lawas tampaknya harus menyerah pada lensa wideangle yang khusus didesain untuk kamera digital.

Nikon dan Pentax memiliki banyak pilihan untuk lensa wideangle, baik fixed maupun zoom. Sebagai contoh, DX Nikkor AFS 12-24/4 ED dan DX Nikkor AFS 17-55/2.8 ED adalah dua lensa dengan hasil terbaik saat ini. Pentax saat ini belum memiliki wideangle zoom digital untuk profesional dengan f/2.8, namun DA 16-45/4 ED ternyata mampu memberikan hasil yang hampir setara dengan harga yang jauh lebih murah. Saat tulisan ini dibuat, Pentax juga telah meluncurkan lensa DA 12-24/4 ED yang setara dengan lensa 18-36 mm dalam format film.

Para penggemar fotografi yang telah memiliki berbagai lensa yang lebih tua jangan terburu-buru menginvestasikan dana guna membeli lensa-lensa yang dirancang untuk kamera digital. Kecuali tentunya bila Anda membutuhkan lensa ultra-wideangle (dengan sudut cakupan lebih lebar dari 74 derajat) dalam format APS (atau DX dalam sistem Nikon) karena lensa selebar ini memiliki focal length di bawah 18 mm.

Selain itu, lensa yang dirancang dengan image circle berukuran kecil sudah pasti memiliki ukuran dan berat yang lebih kecil dan dengan kemajuan teknologi saat ini, umumnya lensa digital memiliki performa baik dengan harga sangat terjangkau. (Kristanto, sumber: Koran Kompas)

Tidak ada komentar: