Welcome

Selamat datang di blog saya semoga isi dari blog ini dapat membantu kalian yang sedang mencari bahan atau materi perkuliahan

Minggu, 31 Januari 2010

HAKIKAT BERPIKIR

PENGERTIAN:
 Berpikir adalah kegiatan akal untuk mengolah pengetahuan yang telah diterima melalui panca indera dan ditujukan untuk mencapai suatu kebenaran;
 Penggunaan otak secara sadar untuk mencari sebab, berdebat, mempertimbangkan, memperkirakan, dan merefleksikan suatu subyek;
 kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan lambang sebagai pengganti obyek atau peristiwa;
 Berbicara dengan dirinya sendiri di dalam batin dengan cara mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis, membuktikan sesuatu, menunjukkan alasan-alasan menarik kesimpulan, meneliti suatu jalan pikiran, mencari berbagai hal yang berhubungan satu sama lain, mengapa/untuk apa sesuatu terjadi, serta membahas suatu realitas dengan menggunakan konsep atau pengertian2




FUNGSI BERPIKIR
 Mengambil keputusan (decision making). Setiap keputusan yang diambil, akan disusul oleh keputusan2 lainnya yang berkaitan. Keputusan yang kita ambil beraneka ragam, tetapi ada tanda2 umum dari keputusan:
1. Keputusan merupakan hasil berpikir, hasil usaha intelektual
2. Keputusan selalu melibatkan pilihan dari berbagai alternative
3. Keputusan selalu melibatkan tindakan nyata, walaupun pelaksanaannya boleh ditangguhkan
Faktor yg mempengaruhi:
1. Kognisi (pengetahuan/pemahaman). Kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki tentang sesuatu akan mempengaruhi keputusan yang diambil
2. Motif (tujuan/dorongan). Motif akan sangat mempengaruhi pengambilan keputusan
3. Sikap (positif/negative). Positif negatifnya sikap anda terhadap sesuatu akan mempengaruhi keputusan yang diambil.
 Memecahkan masalah (problem solving).
). Faktor yg mempengaruhi:
1. Situasional yang meliputi:
- stimulus yang menimbulkan masalah
- sifat2 masalah: sulit-mudah, baru-lama, penting-kurang penting, sedikit-banyak masalah lain yang terlibat.
2. Personal yang meliputi:
- motivasi. Motivasi yang rendah dapat menurunkan perhatian, sedangkan motivasi yang tinggi dapat membatasi fleksibilitas
- kepercayaan dan sikap yang salah. Asumís yang salah dapat menyesatkan kita. Misalnya sikap yang defensif---karena kurang percaya pada diri sendiri---akan cenderung menolak informasi baru, merasionalkan kekeliruan, dan mempersulit penyelesaian.
- Kebiasaan. Kecenderungan untuk mempertahankan pola berpikir tertentu , melihat masalah hanya dari satu sisi saja, atau kepercayaan yang berlebihan dan tanpa kritis pada pendapat otoritas dapat menghambat pemecahan masalah yang efisien. Cara kita memandang dan mengatasi persoalan sering dibatasi oleh cultural setting kita dan kita anggap sebagai cara yang paling baik.
- Emosi. Emosi dapat mewarnai cara berpikir kita, sehingga hampir tidak pernah kita berpikir betul-betul obyektif. Menurut Coleman: ”Takut mungkin dapat melebih-lebihkan kesulitan persoalan dan menimbulkan sikap resah yang melumpuhkan tindakan; marah mendorong tindakan impulsif dan kurang dipikirkan; dan kecemasan sangat membatasi kemampuan kita melihat masalah dengan jelas atau merumuskan kemungkinan pemecahan.”
 Menghasilkan sesuatu yang baru (creativity). Syaratnya: gagasan baru/jarang terjadi, realistis, dan orisinal.


FILTER PENGENDALI CARA BERPIKIR MANUSIA
 Penyaring bawah sadar (nilai-nilai, budaya/warisan, agama)
 Penyaring untuk bertahan hidup
 Penyaring sosial


JENIS-JENIS BERPIKIR
1. Berpikir Autistik (berpikir dengan melarikan diri dari kenyataan atau melihat hidup sebagai gambar2 fantastis)---melamun, menghayal, fantasi, wishful thinking)
2. Berpikir Realistik (berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata (berpikir rasional).
3 jenis berpikir realistik:
 Induktif (dari khusus ke umum)---- dan biasanya melalui proses observasi terhadap sebuah kasus.
 Deduktif (dari umum ke khusus) dengan pola silogisme
 Evaluatif (kritis, menilai baik-buruk, tepat-tidaknya suatu gagasan)
 Berpikir analogis (menghubungan situasi yang baru dg pengalaman masa lalu yang memiliki kesamaan)---alternatif dan tidak logis



SEJARAHPERKEMBANGAN PEMIKIRAN
1. Zaman Purba
Dari sudut perkembangan pengetahuan manusia, zaman ini ditandai dengan oleh pengetahuan “apa dan bagaimana” yang diperoleh manusia melalui:
a. Kemampuan mengamati
b. Kemampuan membeda-bedakan
c. Kemampuan memilih
d. Kemampuan melakukan percobaan berlandaskan prinsip trial and error

Kemampuan penalaran manusia menunjukkan perkembangan yang semakin meningkat, hal ini ditandai dengan berkembangnya ide kreatif manusia dari yang awalnya bersandar pada hasil alam saja, kemudian berusaha untuk menghasilkan sendiri tumbuhan yang dapat dimakan, menjadikan binatang bukan hanya sebagai makanan tetapi juga sebagai alat yang dapat meringankan beban kerja mereka.

Di antara beberapa penemuan pada masa ini adalah:
a. Angka satu, dua, dan seterusnya yang kemudian dilembangkan dengan angka Romawi dan angka Arab.
b. Perbintangan dengan konstelasinya yang merupakan cikal bakal zodiak
c. Siklus mingguan, bulanan, harian yang kemudian menjadi dasar pembuatan kalender
d. Meramalkan gerhana bulan dan matahari berdasarkan pengamatan astronomis
e. Menciptakan berbagai macam patung dan perhiasan dengan nilai artistik

Semua pencapaian tersebut diperoleh manusia secara alamiah, artinya tanpa disadari dan tanpa disengaja, meskipun temuan2 tersebut masih merupakan bagian dari perkembangan ilmu pengetahuan.

2. ZAMAN PENALARAN DALAM MENYELIDIKI SESUATU
Beberapa ciri yang menonjol, di antaranya:
a. Sudah memiliki suatu penalaran yang selalu menyelidiki (inquiring mind) bukan pasif-reseptif
b. Memiliki keyakinan bahwa manusia adalah makhluk yang luhur dan memiliki kebebasan, dan kemudian melandasi asas demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
c. Penalaran filsafat bercorak rasionalitas
Ada beberapa tokoh filsafat yang lahir pada zaman ini, di antaranya:
a. Aristoteles yang terkenal dengan logika deduktif yang didasarkan pada pola silogisme, yaitu pola pengambilan kesimpulan yang didasarkan pada premis mayor dan peremis minor. Selain itu, Aristoteles dengan karya metafisika-nya mempelopori pemikiran tentang adanya alam beserta isinya juga mewujudkan dimensi kreatif penalarannya
b. Thales yang dipandang sebagai peletak dasar astronomi, geometri, dan filsafat Yunani. Thales orang pertama yang mempertanyakan dasar dari alam dan segala isinya
c. Pythagoras yang memulai prinsip analisis, generalisasi, pembuktian dalam ilmu ukur, dan ilmu pasti murni
d. Archimedes dengan hukum perhitungannya
Setelah zaman inquiring mind, perkembangan ilmu dan penalaran filsafat ilmu tidak mengalami kemajuan yang berarti sampai tibanya Abad Pertengahan.

3. Abad Pertengahan
Pengaruh Bahasa Arab sangat dominan pada abad ini yang ditandai dengan penerjemahan terhadap karya2 orang Yunani. Selain itu, pengamatan diperluas dan dipertajam, baik dalam lapangan ilmu pasti, astronomi, fisika, kedokteran, biologi, farmasi, dan ilmu kimia.

Di antara beberapa tokoh yang terkenal pada abad ini adalah: Al-Khawarizmi (aljabar & aritmatika), Omar Khayam (penyair, ahli perbintangan, ahli matematika), Ibnu Rushd (ahli kedokteran & evolusionisme), Lao Tse (menjaga keharmonisan dg alam), Confusius menjaga keharmonisan dalam hubungan antar manusia).

4. Zaman Modern

Pada zaman ini ditandai dengan timbulnya ide-ide kreatif yang revolusioner dan bersifat inovatif di Eropa, yang mendobrak tradisi pemikiran keliru yang sudah baku, baik dalam menafsirkan fenomena alam maupun dalam melakukan penalaran ilmiah.

Di antara beberapa tokoh yang terkenal pada zaman ini adalah: Copernicus, Galileo, Keppler (heliosentris, gerak berbentuk elips); Francis Bacon (Novum Organum, logika induktif; Rene Descartes (“cogito, ergo sum” artinya “aku bepikir, karena itu aku ada”); Newton (gravitasi, perhitungan kalkulus, optika), dll.

5. Pemikiran Filsafat Abad 20
Salah satu ciri perkembangan masyarakat pada abad ke-20 ini ditandai oleh pemikirannya terhadap keberadaannya dan sikap dasar pribadi tentang pandangannya. Filsafat eksistensialis mempersoalkan keberadaan manusia dalam hubungannya dengan dirinya maupun dengan orang lain.

Pemikiran tentang eksistensialis manusia ini menjadi landasan kondusif yang diperlukan untuk mewujudkan kreativitas. Kreativitas seseorang mulai terbentuk bila dia berada di tengah orang laindalam suatu suasana kebersamaan.


BERPIKIR KREATIF



Pengertian: Berpikir dengan menghasilkan metode baru, konsep baru, pemahaman baru, dan penemuan baru.


SYARAT BERPIKIR KREATIF:
1. kreativitas melibatkan respon atau gagasan yang baru atau yg secara statistik sangat jarang terjadi
2. Kreativitas dapat memecahkan masalah secara realistis
3. Kreativitas merupakan usaha untuk mempertahankan insight yang orisinal


CIRI-CIRI BERPIKIR ORANG KREATIF:
 Lebih sering menggunakan jenis berpikir analogis (mampu melihat hubungan yang tidak terlihat oleh orang lain)
 Pola berpikir bersifat imaginatif, holistik, dan divergen (menghasilkan sejumlah kemungkinan jawaban); yang dibedakan dari berpikir yang bersifat konvergen, logis, dan analitis.
 Pemikirannya luar biasa, aneh, tidak konvensional, dan kadang-kadang tidak rasional
 Melakukan loncatan pemikiran yang memperdalam dan memperjelas pemikiran
 Merupakan fungsi dari belahan otak kanan
 Dibantu oleh berpikir evaluatif yang dapat menilai gagasan2 secara kritis


PROSES BERPIKIR KREATIF
Kreativitas melibatkan sintesis dari semua fungsi dasar, yaitu:
1. Berpikir rasional
2. Perkembangan emosional atau perasaan pada tingkat tinggi
3. Perkembangan bakat khusus dalam kehidupan mental dan fisik pada tingkat tinggi
4. Kondisi kesadaran tingkat tinggi yang menghasilkan penggunaan imajinasi, fantasi, dan pendobrakan pada kondisi ambang kesadaran dan ketidaksadaran


TAHAP-TAHAP BERPIKIR KREATIF
1. Tahap Orientasi: masalah-masalah dirumuskan dan aspek2 masalah diidentifikasi
2. Tahap Preparasi: Pikiran berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan dengan masalah
3. Tahap Inkubasi: pikiran beristirahat sebentar ketika berbagai pemecahan berhadapan dg jalan buntu
4. Tahap Iluminasi: tahap dimana seseorang sudah memperoleh satu rangkaian pemahaman pemecahan masalah
5. Tahap Verifikasi: Menguji dan secara kritis menilai pemecahan masalah yang diajukan pada tahap keempat


FAKTOR-FAKTOR YANG SECARA UMUM MENANDAI ORANG2 KREATIF:
1. Kemampuan kognitif: kecerdasan di atas rata2, mampu melahirkan gagasan2 baru dan berlainan, adanya kognitif yang fleksibel
2. Sikap yang terbuka: orang kreatif mempersiapkan dirinya menerima stimuli internal dan eksternal, memiliki minat yang luas dan beragam
3. Sikap yang bebas, otonom, dan percaya pada diri sendiri. Orang kreatif tidak senang digiring, ingin menampilkan dirinya semampu dan semaunya, tidak terlalu terikat pada konvensi2 sosial---seringa dianggap “nyentrik” atau “gila”.

Berpikir kreatif hanya dapat berkembang pada masyarakat yang terbuka, toleran terhadap ide2 “gila”, dan memberikan kesempatan lepada setiap orang untuk mengembangkan diri.

Sebaliknya sukar untuk berkembang pada masyarakat yang menuntut kepatuhan membuat otoritas, meminta keseragaman berperilaku, menghargai kesetiakawanan primordial tetapi membunuh presatsi yang menonjol.

Pada dasarnya belahan otak kanan berhubungan dengan kerja otak yang memiliki sifat sebagai berikut:

Karakteristik Kerja Otak Deskripsi Aktivitas
Non Verbal Merespon musik, bahasa tubuh, sentuhan
Síntesis Mengubah beberapa bagian untuk membentuk keseluruhan
Intuitif Mengikuti firasat dan perasaan
Kausal dan informal Berhubungan dengan informasi karena kebutuhan/kepentingan
Konkrit Berhubungan dengan sesuatu secara sensor daripada abstrak
Holistik Melihat sesuatu secara keseluruhan
Visual Menggunakan perumpamaan, merespon gambar, warna, dan bentuk
Sensori Berorientasi pada psikologi
Renggang Menghubungankan bagian2nya pada keseluruhan
Responsif Mendengarkan musik dengan emosi
Originatif Tertarik dengan ide2 atau teori
Motorik Mengontrol organ sebelah kiri & gerakannya




Otak Kiri berhubungan dengan kerja orang yang bersifat sebagai berikut:

Karakteristik Kerja Otak Deskripsi Aktivitas
Verbal Beberapa kata untuk menamai, mendefinisikan, dan menjelaskan
Analisis Perlan-lahan
Logis Pendekatan rasional
Berangkai dan Linier Mengatur dalam urutan-urutan
Sistematis & Formal Memproses dengan metodologi dan pemecahan masalah
Simbolis Menggunakan kata2 dan bilangan untuk menjelaskan sesuatu secara lebih gamblang
Faktual Berhubungan denga sesuatu secara lebih detail
Abstrae Teoritikal, intelektual, dan idealis
Digital Menggunakan bilangan seperti dalam perhitungan
Metodologikal Organisasi, klasifikasi, & kategorisasi
Praktikal Mencermati masalah sebab dan efek, tujuan dan kegunan
Rasional Alasan dan data faktual
Motorik Megontrol organ sensori otak sebelh kanan dan gerakan seluruh tubuh




















TINGKAT KREATIVITAS




 Tingkat I disebut tingkat kreatif yang ditandai oleh timbulnya pemikiran yang divergen dan baru secara intuitif, atau penemuan pikiran baru yang hidup di masyarakat.
Dari segi afektif, tingkat ini ditandai dengan keterbukaan dan toleransi terhadap keraguan tentang sesuatu; Dari segi perasaan, tingkat ini ditandai oleh kepercayaan pada diri sendiri dalam menghadapi tantangan.
 Tingkat II disebut tingkat psikodelik atau perluasan pikiran dan perasaan yang ditandai oleh pengembangan kesadaran untuk menjangkau pada pandangan di luar pandangan/kebiasaan kita sendiri; penerimaan terhadap suatu ide yang berbeda untuk diterima/dihormati sebagai sesuatu yang original
 Tingkat III disebut tingkat imaginatif. Pada tingkat ini sudah ada suatu perkembangan produk, yaitu suatu bentuk baru dari suatu pola, model, struktur, ataupun konsep yang belum dikenal oleh kelomok manusia tertentu.


URUTAN PERKEMBANGAN KREATIVITAS

Perkembangan kreativitas dapat diibaratkan lingkaran eskalasi yang memiliki ciri yang terdiri dari 5 aspek, yaitu:
 Urutan (succession). Jenjang perkembangan terjadi menurut urutan dan bersifat hierarkis
 Diskontinuitas (discontinuity). Perkembangan terjadi sejajar dengan urutan. Pada setiap tahap terjadi proses keseimbangan, dan setiap tahap yang mengakibatkan diskontinuitas akan kembali lagi pada equilibrium
 Kemenonjolan (emergence). Pada setiap jenjang muncul karakteristik yang menonjol yang tidak nampak pada jenjang sebelumnya, namun selalu merupakan persiapan untuk tahap perkembangan berikutnya
 Diferensiasi. Istilah ini menunjukkan pada pengertian ”spesifikasi” atau ”difokuskan pada sesuatu”
 Integrasi. Istilah ini menunjuk pada sistem dari semua jenjang.

Dalam mewujudkan manifestasi potensi kreatif, diperlukan suasana kondusif yang dapat menggelitik potensi yang tersembunyi dalam diri seseorang

Pendidikan, mediatasi, dan terapeutik adalah kegiatan yang dapat menggalakkan terwujudnya kreativitas secara spontan

Perputaran dan tingkatan eskalasi tidak dapat berjalan secara lancar dan serentak, karena transformasi energi individu terjadi secara bergantian dalam perkembangan kreatif.

Transformasi dan pemfokusan energi adalah esensi proses kreatif, namun jumlah energi yang ada bagi manusia tidak cukup untuk memikirkan ”aku”, ”kamu”, dan ”dunia” secara serentak (simultan), artinya fokus perhatian kita selalu terbagi.



PERANAN KREATIVITAS DALAM PERKEMBANGAN ILMU

Perkembangan ilmu tidak semata-mata mengandalkan rasio ataupun empiri saja, tetapi merupakan suatu petualangan yang tak habis-habis yang selalu berdiri di ambang ketidakpastian dan menuntut tindakan untuk diputuskan.

Ilmu tidak semata-mata disusun secara logis, bersifat empiris, dan rasionalitas kritis, tetapi merupakan suatu sistem yang terbuka yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan kehidupan manusia.

Pilihan keputusan itu bertolak dari penerobosan antara kehidupan berpikir, berbuat, merasakan, dan intuisi terhadap masalah itu sebagai suatu keseluruhan.

Setiap perkembangan ilmu selalu dimulai dengan latihan intelektual oleh kelompok ilmuwan tertentu yang menumbuhkan suatu ide baru, dan kemudian berkembang menjadi suatu konsep atau pola pengetahuan baru.

Potensi kreatif dan perwujudannya merupakan kemungkinan dan kekuatan untuk menjalankan berbagai langkah perubahan kehidupan manusia dalam peningkatan harkat dan martabatnya.

Apa yang dihayati sebagai ambisi terkandung dalam potensi kreatif itu, sedangkan ilmu dalam hal ini adalah menjadi wahana perwujudan untuk mencapai tujuannya.










MIND MAP




4 pertanyaan yang harus dijawab:
1. Apa sebenarnya Mind Map?
2. Bagaimana Mind Map dapat membantu kita?
3. Apa yang diperlukan untuk membuat Mind Map?
4. Bagaimana cara membuat Mind Map?

APA SEBENARNYA MIND MAP?
 Cara berpikir dengan melakukan pemetaan
 Cara paling mudah untuk untuk memasukkan informasi ke dalam otak dan untu mengambil informasi dari otak
 Peta perjalanan yang hebat bagi ingatan
 Mind Map bisa diibaratkan dengan peta kota. Bagian tengah Mind Map diibaratkan pusat kota yang mewakili gagasan terpenting. Jalan2 protokol yang memencar keluar dari pusat kota merupakan pikiran2 utama dalam proses berpikir. Jalan2 kecil yang merupakan cabang dari jalan protokol merupakan pikiran2 sekunder. Gambar2 atau bentuk2 istimewa bisa diibaratkan sebagai landmark atau ide2 yang sangat menarik
 Sebagaimana peta jalan, sebuah Mind Map akan:
 Memberi ringkasan atas suatu subyek/area yang luas
 Memudahkan kita membuat rencana perjalanan atas suatu pilihan, dan membantu kita mengetahui tujuan kita dan posisi kita sekarang
 Mengumpulkan sejumlah besar data dan meletakkannya di satu tempat
 Memberi dorongan atas upaya pemecahan masalah dengan memberi kesempatan untuk melihat jalan2 keluar kreatif yang baru
 Merupakan sesuatu yang menyenangkan untuk dipandang, dibaca, direnungkan dan diingat
 Mind Map dapat mengubah daftar informasi yang panjang dan menjemukan menjadi diagram berwarna-warni, mudah diingat, sangat beraturan, dan sejalan dengan cara kerja alami otak


APA YANG DIPERLUKAN UNTU MEMBUAT MIND MAP?
1. Kertas Kosong
2. Pulpen dan pensil warna
3. otak
4. imajinasi


BAGAIMANA MIND MAP DAPAT MEMBANTU KITA?

1. Menjadi lebih kreatif
2. Menghemat waktu
3. Memecahkan masalah
4. Konsentrasi
5. Mengatur dan menjernihkan pikiran
6. Mengingat dengan lebih baik
7. Belajar lebih cepat dan efisien
8. Melihat gambaran secara keseluruhan
9. Membuat rencana
10. Berkomunikasi


BAGAIMANA CARANYA MEMBUAT MIND MAP?
Ada 2 kunci kerja otak untuk membuat Mind Map, yaitu: Imaginasi & Asosiasi
7 Langkah cara membuat Mind Map :
1. Mulai dari BAGIAN TENGAH permukaan secarik kertas kosong yang diletakkan dalam posisi memanjang
2. Gunakan sebuah GAMBAR untuk gagasan sentral anda
3. Gunakan WARNA pada seluruh Mind Map
4. Hubungkan CABANG2 UTAMA ke GAMBAR sentral dan hubungkan cabang2 tingkat kedua dan ketiga pada tingkat2 sebelumnya.
5. Buatlah cabang2 Mind Map berbentuk MELENGKUNG bukan garis lurus.
6. Gunakan SATU KATA KUNCI PER-BARIS.
7. Gunakan GAMBAR di seluruh Mind Map.







ENAM TOPI BERPIKIR


Enam Topi Berpikir adalah metode untuk mengerjakan satu jenis kegiatan berpikir pada satu saat.
Enam topi berpikir memiliki warna yang berbeda, dan setiap warna mewakili satu jenis kegiatan berpikir.
1. Topi Putih: Fakta, angka2, informasi.
Informasi apa yang kita miliki dan informasi apa yang perlu kita cari?
2. Topi Merah: Emosi, perasaan, dan intuisi.
Bagaimana perasaan saya tentang hal ini sekarang?
3. Topi Hitam: Kehati2an, kebenaran, penilaian, dan pencocokan data.
Apakah datanya cocok? Apakah akan berhasil? Apakah aman? Apakah bisa dilaksanakan?
4. Topi Kuning: Sisi yang menguntungkan, manfaat, dan penghematan.
Untuk apa ini dilaksanakan? Apa keuntungannya? Mengapa ini baik dilakukan?
5. Topi Hijau: Eksplorasi, proposal, saran2, dan ide2 baru.
Tindakan2 alternatif apa yang bisa dilakukan? Adakah ide lain?
6. Topi Biru: Berpikir tentang berpikir.
Kendalikan kegiatan berpikir; Tetapkan langkah berpikir selanjutnya; Tetapkan programnya.


BERPIKIR TOPI PUTIH

 Topi putih berarti informasi netral bukan argumen atau usul. Fokus topi putih adalah informasi yang ada.
 Berpikir dengan topi putih mungkin berarti sedapat mungkin berpegang pada informasi yang bisa dicheck atau memiliki dasar yang masuk akal.
 Petanyaan topi putih adalah:
1. Informasi apa yang kita miliki?
2. Informasi ada yang tidak ada?
3. Bagaimana memperoleh informasi yang kita butuhkan?

Informasi apa yang kita miliki?
 Informasi tersebut mungkin fakta, angka2, daftar, statistik, dsb. Informasi tersebut mungkin pengetahuan atau pengalaman pribadi kita, sehingga harus dibeli label, misalnya: Menurut pengalaman saya...., Sepanjang pengetahuan saya...., dsb.
 Ada berbagai tingkat kebenaran, probabilitas, atau keutuhan suatu informasi. Ada juga berbentuk dugaan, kesimpulan, atau perkiraan.

Informasi yang tidak kita kita miliki
 Apakah kita memiliki cukup informasi untu diolah atau untuk mengambil keputusan? Kalau tidak cukup, apa lagi yang kita perlukan?
 Cobalah mendefinisikan informasi yang dibutuhkan sejelas mungkin, walaupun memiliki sebanyak mungkin informasi juga menguntungkan.
 Kita mungkin membutuhkan informasi untuk memilih satu dari dua kemungkinan; mungkin membutuhkan informasi untuk memilih tindakan yang tepat; mungkin membutuhkan informasi tentang suatu bahan untuk mengetahui apakah bahan itu berguna atau tidak.

Mencari informasi yang dibutuhkan
 Mendengarkan adalah bagian dari berpikir topi putih
 Kita bisa mendapatkan informasi dengan membaca atau dengan komputer
 Cara yang paling berguna untuk memperoleh informasi adalah dengan mengajukan pertanyaan: Apa gunanya pertanyaan untuk anda? Apakan anda ingin memeriksa sesuatu? Bagaimana caranya kita memperoleh informasi itu?

BERPIKIR TOPI MERAH
 Topi merah digunakan oleh emosi, perasaan dan intuisi
 Topi merah bisa dikatakan lawan dari topi putih
 Topi putih berusaha mengumpulkan semua data obyektif dan tidak tertarik pada perasaan orang tentang data itu, sebaliknya topi merah tidak tertarik pada fakta tetapi pada perasaan saja.
 Tujuan topi merah adalah memberikan kesempatan kepada kita untuk mengeluarkan perasaan kita, sehingga bisa berperan dalam proses berpikir kita.
 Perasaan sangat berharga selama kita selalu menyadari bahwa itu adalah perasaan. Masalah akan muncul jika kita berpura-pura seolah2 itu bukan pearsaan
 Topi merah memberikan kesempatan kepada seorang pemikir utk mngungkapkn intuisinya tanpa membutuhkan dukungan atau pembenaran
 Topi merah terdiri dari perasaan yang kita miliki saat ini, sehingga memungkinkan perasaan seseorang pada awal pertemuan akan berbeda setelah akhir pertemuan


BERPIKIR TOPI HITAM & TOPI KUNING
 Berpikir dengan topi hitam dan topi kuning sama2 berpikir yang sifatnya menilai. Topi hitam menilai kebenaran dan kecocokan, sedangkan topi kuning menilai manfaat
 Semua yang dihasilkan kedua topi itu harus punya dasar yang kuat dan benar2 logis
 Jika alasan yg kuat tidak ada, maka harus menggunakan topi merah, karena suatu pernyataan yang tidak dilandasi alasan yang kuat disebut perasaan/intuisi



TOPI HITAM
 Topi hitam adalah topi yang paling bermanfaat dan paling berharga di antara keenam topi berpikir
 Topi hitam mencegah kita membuat kesalahan atau melakukan hal-hal yang bodoh
 Topi hitam digunakan untuk berpikir kritis dengan beberapa pertanyaan: Apakah ini benar? Apakah ini cocok? Apakah ini akan berhasil? Apa resikonya dan apa masalahnya?

Cocokkah?
 Apakah saran ini cocok dengan pengalaman kita?
 Apakah pernyataan ini sesuai dengan sistem tempat kita bekerja? Sistem mencakup prosedur, hukum, aturan, norma2 sosial, dsb.
 Apakah saran ini cocok dengan tujuan, rencana, atau kebijaksanaan kita

Berhasilkah?
 Apakah gagasan ini akan berhasil?
 Apakah rencana ini akan berjalan dengan baik?
 Apa kelemahan gagasan itu?

Resikonya?
 Jika kita menjalankan saran itu, apa resikonya?
 Jika kita menjalankan saran itu, masalah apa yang mungkin timbul?
 Jia kita meneruskan gagasan itu, apa kira2 efek buruknya?







TOPI KUNING
 Secara umum topi kuning memandang ke masa depan: Jika kita melakukan ini, maka kita akan mendapat keuntungan ini...
 Topi kuning juga bisa digunakan untuk memandang ke masa lalu: Ini yang terjadil dulu, akibat buruknya banyak. Namun efek baiknya juga ada, mari kita kenakan topi kuning dan kita lihat apa efek baiknya/
 Pemikir topi kuning mengajukan pertanyaan: Apa manfaatnya? Mengapa ini pasti berhasil?

Apa manfaatnya?
 Topi kuning berusaha mencari dan menunjukkan manfaat: Apa manfaatnya? Untuk siapa manfaat itu? Bagaimana manfaat itu muncul?
 Harus selalu diingat bahwa jika topi kuning tidak berhasil menemuka cukup banyak manfaat, maka gagasan yang dipikirkan tidak cukup berharga untuk dilaksanakan
 Jika manfaatnya pun cukup banyak, suatu gagasan tetap harus melalui pemikiran dengan topi hitam
 Pemikir topi kuning harus menunjukkan dengan jelas mengapa suatu ide pasti berhasil



BERPIKIR TOPI HIJAU DAN TOPI BIRU

Topi hijau adalah lawan dari topi biru. Topi hijau penuh dengan energi kebebasan berpikir, sedangkan topi biru berisi pengendalian dan pengarahan proses berpikir
TOPI HIJAU
 Topi hijau adalah topi yang aktif yang digunakan untuk berpikir kreatif
 Topi hijau berurusan dengan usul-usul dan saran-saran, ide-ide baru, alternatif baru, solusi baru, penemuan baru
 Pemikir topi hijau tidak perlu memiliki alasan yang masuk akal untuk mendukung saran atau idenya
 Topi hijau digunakan untuk mengekplorasi situasi sehingga menggunakan ide2, konsep2, saran2, dan kemungkinan2 baru
TOPI BIRU
 Berpikir dengan topi biru bagaikan berada di langit, dimana anda melihat ke bawah, ke proses berpikir. Dengan topi biru, anda berpikir tentang berpikir
 Topi biru adalah pandangan menyeluruh yang mengontrol proses
 Topi biru mencakup hal-hal berikut:
1. Posisi kita sekarang
2. Apa langkah selanjutnya
3. Program untuk berpikir
4. Kesimpulan
5. Pengamatan dan komentar
 Orang yang menggunakan topi biru menepi sejenak dari proses berpikir yang sedang berlangsung agar bisa melihat proses berpikir yang sudah dilakukan
 Topi biru tidak hanya digunakan untuk memilih langkah selanjutnya, tetapi dapat digunakan untuk merancang program berpikir tentang subyek dalam bentuk agenda atau urutan langkah berpikir yang akan dilaksanakan
 Topi biru memperlakukan berpikir dalam cara yang formal, mirip dengan programmer komputer yang menyusun program untuk komputer
 Di setiap titik dalam proses berpikir, kita bisa menggunakan topi biru, sehingga terjawab pertanyaan: kita sudah sampai dimana, Apa yang sudah kita capai, bisakah kita menyimpulkan
 Pemikir dengan topi biru berada di atas proses berpikir dan melihat ke bawah pada apa yang sedang berlangsung, sehingga tidak heran jika pemakai topi biru mengamati dan berkomentar




URUTAN ENAM TOPI BERPIKIR
Ada dua cara mengunakan keenam topi berpikir:
 Menggunakan sesuai kebutuhan sesaat
 Menggunakan secara sistematis. Dalam kasus ini urutan penggunaan topi berpikir sudah diatur sebelumnya dan pemikir menjalaninya sesuai dengan urutan. Metode ini bermanfaat jika ada pertengkaran/ketidaksepahaman tentang satu hal

PENGGUNAAN YANG BERURUTAN
Apa urutan yang tepat untuk keenam topi berpikir?
Jawaban yg benar untuk pertanyaan ini bisa beragam, karena sesuai dengan keadaan atau masalahnya. Meskipun begitu, ada beberapa aturan atau panduan yg dapat diperhatikan:
1. Setiap topi bisa digunakan lebih dari satu kali
2. Umumnya yg terbaik adalah menggunakan topi kuning sebelum menggunakan topi hitam karena sulit bersikap positif setelah bersikap penuh kritik
3. Topi hitam digunakan dengan dua cara. Pertama untuk menunjukkan kelemahan suatu ide yang harus diikuti oleh topi hijau; kedua untuk melakukan penilaian
4. Topi hitam selalu digunakan untuk penilaian terakhir terhadap suatu ide. Penilaian terakhir ini selalu harus diikuti oleh topi merah, tujuannya agar kita tahu bagaimana perasaan kita tentang ide itu setelah kita menilaianya.
5. Jika ada perasaan tertentu yang kuat tentang suatu obyek, pakailah topi merah untuk mengeluarkan perasaan2 tsb.
6. Jika tidak ada perasan yg menggaggu segera gunakan topi putih utnuk mengumpulkan informasi. Setelah topi putih, gunakan topi hijau utk memunculkan berbagai alternatif. Kemudian timbang alternatif itu dg menggunakan topi kuning yang diikuti topi hitam. Lalu pilih satu alternatif dan pertimbangkan alternatif itu dg topi hitam kemudian topi merah.
Perbedaan utama urutan2 tersebut adalah perbedaan antar 2 situasi: mencari ide dan bereaksi terhadap suatu ide.

MENCARI IDE
Urutan warnanya mungkin:
Putih : Kumpulkan informasi
Hijau : Eksplorasi lebih lanjut dan temukan alternatif2
Kuning: Nilai manfaat dan kemungkinan jika semua alternatif dikerjakan
Hitam : Cari dan nilai kelemahan serta bahayanya setiap alternatif
Hijau : Kembangkan lebih lanjut alternatif2 yg paling menjanjikan dan lakukan pilihan
Biru : Simpulkan dan nilai apa yg telah dicapai sejauh ini (dalam proses berpikir)
Hitam : Buat penilaian terakhir terhadap alternatif yang dipilih
Merah : Simak apa yang kita rasakan tentang alternatif yang kita pilih itu


BEREAKSI TERHADAP SUATU IDE
Urutan warnanya mungkin:
Merah : Simak perasaan yang ada tentang ide tersebut
Kuning : Cari manfaat ide tersebut
Hitam : Cari kelemahan, masalah, & bahaya ide tsb.
Hijau : Lihat apkh ide tsb bisa diubah unt memperkuat manfaat yg ditemukan dg toi kuning dan mengatasi masalah yang ditemukan dg topi hitam
Putih : Cari informasi yang ada untuk membantu memperbaiki ide tsb agar lebih diterima (kalau perasaan dg topi merah menentang ide tsb)
Hijau : Kembangkan bentuk akhir
Hitam : Nilai bentuk terakhir
Merah : Temukan bagaimana perasaan kita tentang hasil akhir itu
URUTAN PENDEK
Kuning/Hitam/Merah: untuk menilai suatu ide dg tepat
Putih/Hijau : untuk mencari ide
Hitam/Hijau : untuk menyempurnakan ide yg sudah ada
Biru/ Hijau : Untuk menyimpulkan & mendata alternatif2
Biru/Kuning : untuk menilai apakah proses berpikir yg sedang kita lakukan bermanfaat/tidak
Penggunaan urutan pendek topi berpikir dapat digunakan untuk berbagai tujuan






















ALAT-ALAT BERPIKIR



Ada 7 alat berpikir yang digunakan program CoRT
 ATS (Arah, Tujuan, dan Sasaran)
 TSF (Tinjau Semua Faktor)
 SPOL (Sudut Pandang Orang Lain)
 AKP (Alternatif, Kemungkinan, dan Pilihan)
 PPP (Prioritas Penting Pertama)
 A & L (Akibat dan Lanjutan)
 KKM (Kelebihan, Kekurangan, dan Sisi Menarik)


FORMAT BERPIKIR LIMA-MENIT
 Format ini dapat digunakan untuk berlatih berpikir agar lebih terampil
 Latihan berpikir dapat dilakukan kapan saja dan juga dpt diterapkan pada berpikir serius
 Disiplin waktu sangat waktu, karena dapat memaksa otak berkonsentrasi dalam berpikir

Satu Menit Pertama
 Pada tahap ini, anda memperjelas beberapa hal:
 Perjelas tujuan berpikir
 Perjelas fokus
 Perjelas hasil yang dibutuhkan
 Perjelas situasinya
 Jika informasi yg diberikan lepada anda tdk cukup, maka jgn buang waktu unt bertanya, sebaliknya tetapkan sendiri kondisinya


Dua menit berikutnya
 Pada tahap ini, pertama2 eksplorasi subyek itu berdasarkan informasi yang ada dan berdasarkan pengalaman anda. Kemudian anda akan menemukan beberapa gagasan
 Akhirnya, anda mencoba memecah gagasan2 itu menjadi sejumlah alternatif (bisa dlm bentuk pilihan tindakan yang akan dilakukan atau berbentuk solusi untuk masalah)
 Di akhir dua menit, anda sudah harus memiliki beberapa alternatif. Pertanyaan2 berikut mngkin dpt membantu:
 Apakah ada jawaban yg sudah jelas?
 Apa jawaban biasanya untu ini?
 Secara garis besar, apa yg ingin saya lakukan?
 Bgm caranya sy mewujudkannya dlm tindakan praktis?
 Cara apa lagi yang ada?

Satu menit Berikutnya
 Merupakan tahap memilih dan memutuskan dari beberapa altenatif
 Pertanyaan yg mungkin bisa membantu:
 Alternatif mana yg tampaknya paling mungkin berhasil?
 Alternatif mana yg paling diterima dalam praktek?
 Alternatif mana yg cocok dg kebtuhan dan prioritas sy?
 Dalam tahap ini, kita diharapkan untuk menemukan jawaban yang paling baik, walaupun jawaban itu sudah diketahui dg baik
Satu Menit Terakhir
 Jika anda telah mendapat kesimpulan, jawaban, atau putusan yg dipilih, tes dngan menggunakan alasan2 yg menyebabkan anda berpikir bahwa kesimpulan, jawaban, atau putusan itu tetap
 Jika anda tida mendapatkan kesimpulan akhir, maka anda harsu mengisi satu menit ini dg mendefiniskan hasil berpikir anda dg cara lain


PROSES BERPIKIR MODEL TUKANG KAYU
 Seorang tukang kayu memiliki 3 proses mendasar, yaitu: Memotong, menghubungkan, dan membentuk.
Proses Memotong
 Memotong berarti anda tidak menginginkan barang itu seluruhnya,tetapi hanya sebagian saja.
 Ada beberapa kegiatan yang dilakukan saat memotong:
1. Fokus: kita mengarahkan perhatian pada bagian dari keseluruhan
2. Mencabut sebuah bagian. Saat kita mengambil sebuah bagian (konsep),maka saat itulah kita sdng membentuk sebuah hubungan
3. Analisis. Dengan analisis kita ingin menjadi lebih komprehensif, walaupun pada saat mengambil sebuah bagian kita meninggalkan yang lainnya
4. Perluasan. Saat kita menaruh perhatian pada seluruh situasi, maka sebenarnya kita sedang memisahkan situasi itu dari hal-hal di sekelilingnya. Dngan perluasan kita berarti mengambil potongan yg lebih besar , sehingga berarti tidak hanya meliputi sutuasi itu tetapi juga hal-hal di sekelilingnya.

Proses Menghubungkan
 Proses menghubungkan adlh saat berbagai hal disatukan dan tidak tercerai berai, dan syaratnya harus terdapat hubungan di antara mereka.
 Ada bbrp kegiatan yg dilakukan saat menghubungkan:
1. Hubungan.
 Semua hal mungkin punya asosiasi atau kaitan.
 Semakin banyak pengalaman kita semakin banyak pula tentakel (potensi terjadinya hubungan)
 Semakin banyak tentakel, maka semakin besar kesempatan terjadinya hubungan.
2. Pengenalan.
 Apa yg kita lihat atau dengar, akan berhubungan dg pola2 yang telah kita simpan di dlm pikiran.
 Jadi kita mengenal obyek itu dan tahu apa yg harus kita lakukan terhadapnya.
3. Sintesis.
 Proses ini adl saat kita scr sengaja menempatkan brbagai hal bersama2 utk menghasilkan sebuah efek.
 Kombinasi berbagai hal adalah bentuk sintesis
4. Penyusunan (Konstruksi).
 Hal ini bisa dinilai sama dg sintesis, ttapi penyusunan menunjukkan membangun sesuatu sedikit demi sedikit.
5. Perancangan (Desain)
 Ini adalah bentuk penyusunan.
 Dalam perancangan, ada berbagai elemen kreativitas dan seringkali estetika

Proses Membentuk
 Pemeriksaan atau pengecekan terus menerus antara bentuk yang diinginkan dan bentuk yg sedang dibuat. Inilah yg menjadi dasar cara berpikir membentuk.
 Ada beberapa aspek berpikir yang dilakukan:
1. Penilaian
 Dalam dunia nyata, menilai seringkali merupakan bentuk kompensasi dari eksplorasi.
 Kita mengeksplorasi berbagai efek tindakan yg sudah direncanakan saat ini maupun yg akan datang.
2. Pencocokan
Di sini kita menentukan berbagai kebutuhan yg spesifik dan kemudian memeriksa apakah kita sdh menemukan sesuatu yg cocok dg kebutuhan tersebut
3. Hipotesis
 Biasanya kita akan mengecek apa yg kita temukan berdasarkan sesuatu yg telah kita ketahui (hukum, kenyataan, dll)
 Dengan hipotesis, kita membayangkan sebuah penjelasan tertent dan melihat bagaimana bukti yang ada mendukung hipotesis tersebut
 Kita melemparkan berbagai ide yg tentatif, bahkan terkadang provokatif, dan kemudian mengeceknya.
4. Pembandingan
 Seringkali dalam penilaian atau pemeriksaan, kita membandingkan ssuatu yang ada di hadapan kita dg sesuatu yg ada di dalam pikiran kita
 Dengan pembandingan, kita mungkin memiliki dua atau lebih hal di depan kita unt dibandingkan.
 Pada dasarnya, ini sama dg mencari kesamaan dan perbedaan.


BERPIKIR LATERAL
Berikir Lateral: jenis berpikir yg melarian diri (keluar) dari berbagai ide dan persepsi yg sudah ada utk menemukan ide2 baru; jenis berpikir yg bertujuan utk mengeksplorasi dan mengembangkan persepsi baru
 Berbagai ide yang kita miliki diciptakan dari berbagai pengalama yang cenderung dipertahankan, sehingga kita melihat dunia melalui berbagai persepsi yg sdah ada
 Berpikir lateral mengikuti pola berpikir yang tidak simetris
 Humor adalah contoh berpikir lateral yang sangat bagus. Saat kita mendengarkan lelucon, ikiran kira berjalan di jalur utama, tiba2 klimaks leluconnya melemparkan kita ke jalur simpang.Begitu tiba di sana, kita bisa melihat logikahubungan itu.
 Perubahan persepsi dalam humor akan terasa lebih hebat apabila bisa berhubungan dg emosi, prasngka, dan berbagai peristiwa yang aktual.
 Dalam berpikir lateral, kita akan mengembangkan dengan sengaja bebagai teknik untuk menyeberang ke jalur simpang. Begitu kita sampai di jalur simpang maka jalur kembali ke titik awal sudah jelas. Itulah sebabnya berbagai ide kreatif yang berharga terlihat logis saat kita melihat ke belakang.
 Ada beberapa alat pengarah perhatian yg merupakan bagian dari eksplorasi umum berpikir lateral, yaitu:
TSF (Tinjau Semua Faktor)
SPOL (Sudut Pandang Orang Lain)
A & L (Akibat dan Lanjutan).





















BERPIKIR LOGIS



AZAS-AZAS BERPIKIR/HUKUM DASAR BERPIKIR LOGIKA

1. Azas identitas (principium identitatis). Azas ini merupakan dasar dari semua pemikiran. Azas ini nampak dalam pengakuan bahwa ”benda ini adalah benda ini dan bukan benda lainnya”. Dalam logika pernyataan ini berarti: apabila semua diakui, maka semua kesimpulan yang lain yang ditarik dari pengakuan itu juga harus diakui
2. Azas kontradiksi (principium contradictionis). Azas ini menetapkan bahwa tidak mungkin mengakui dua keputusan yang saling bertentangan.
3. Azas penyisihan kemungkinan yang ketiga (pincipium tertii excluse). Azas ini menetapkan bahwa tidak mungkin ada dua keputusan yang sama2 benar/sama2 salah, salah satu pasti benar/salah.
4. Azas alasan yang cukup (principium rationis sufficientis). Azas ini menyatakan bahwa sesuatu yang ada memiliki alasan yang cukup untuk adanya.


PENYIMPULAN
PENYIMPULAN: sebuah proses mental manusia yang bergerak dari satu proposisi atau lebih menuju ke proposisi yang lain yang mempunyai hubungan dengan proposisi sebelumnya; Atau bergerak dari pengetahuan yang telah dimiliki menuju ke pengetahuan yang baru.
- Pengetahuan yang telah dimiliki disebut Antecedents (yang mendahului), atau praemissae (premis, titik pangkal).
- Pengetahuan baru yang memiliki hubungan dengan pengetahuan lama disebut konsekuensi (consequentia), atau hubungan penyimpulan.
- Baik anteseden maupun konsekuensi keduanya berbentuk proposisi.
JENIS-JENIS PENYIMPULAN
1. Penyimpulan Langsung adalah proses penyimpulan yang ditarik secara langsung dari sebuah premis atau satu-satunya premis yang ada.
2. Penyimpulan Tidak Langsung adalah proses penyimpulan yang ditarik secara tidak langsung dari dua premis atau lebih yang dipersatukan. Penyimpulan ini membentuk sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi2 yang lama.

















JENIS-JENIS PENYIMPULAN TIDAK LANGSUNG

Penyimpulan tidak langsung mencakup pola deduksi dan induksi. Kedua bentuk penyimpulan tidak langsung ini termasuk dalam penalaran silogisme, baik silogisme kategoris maupun hipotetis. Penalaran adalah proses mental yang bergerak dari apa yang telah kita ketahui menuju ke pengetahuan yang baru (hal yang belum kita ketahui). Semua bentuk penalaran selalu bertolak dari sesuatu yang sudah ada atau sudah kita ketahui yang dapat dijadikan sebagai premis, bukti, atau dasar bahkan alasan-alasan dari mana “hal yang belum diketahui” dapat disimpulkan.
Ada 2 pola penalaran dalam berpikir logis, yaitu dedultif dan induktif.
- Penalaran Deduktif: pola penalaran yang bergerak dari pengetahuan yang bersifat umum menuju kepada pengetahuan baru yang bersifat khusus. Silogisme adalah pola berpikir logika yang menggunakan penalaran deduktif. silogisme adalah penarikan kesimpulan secara tidak langsung dengan menggunakan dua premis.
- Penalaran Induktif: pola penalaran yang bergerak dari pengetahuan yang bersifat khusus (fakta2 empiris) menuju kepada pengetahuan baru yang betsifat umum.



Jenis-jenis Silogisme
Ada dua jenis silogisme, yaitu:
1. Silogisme kategoris: Silogisme yang terdiri dari proposisi-proposisi kategoris (proposisi yang tidak bersyarat).
2. Silogisme hipotetis: Silogisme yang premis mayornya berbentuk proposisi hipotetis (proposisi bersyarat) sedangkan premis minor dan kesimpulannya berbentuk proposisi kategoris.


SILOGISME KATEGORIS (LOGIKA DEDUKTIF)
Silogisme kategoris: Silogisme yang terdiri dari tiga proposisi kategoris, dua proposisi yang pertama disebut premis mayor dan premis minor, sedangkan yang ketida disebut kesimpulan.
Unsur-unsur penting yang terdapat dalam silogisme kategoris adalah:
a. Tiga buah proposisi, yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan
b. Tiga buah term, yaitu term subyek (S), term predikat (P), dan term antara (M).
Premis mayor adalah premis yang di dalamnya terdapat term mayor (P) yang diperbandingkan dengan term antara (M); Premis minor adalah premis yang di dalamnya terdapat term minor yang juga diperbandingkan dengan term antara (S); Sedangkan kesimpulan adalah kebenaran baru yang diperoleh melalui proses penalaran dan di dalamnya tergambar kesesuaian atau ketidaksesuaian antara term minor (S) dan term mayor (P).



Contoh: Semua penyiar pandai berbicara M ---- P
M P
Dani adalah seorang penyiar S ---- M
S M
Jadi, Dani pandai berbicara S ---- P
S P

Hukum-Hukum Silogisme Kategoris
A. Hukum yang Menyangkut Term
1. Jumlah term tidak boleh lebih atau kurang dari 3
2. Term subyek dan predikat dalam kesimpulan tidak boleh lebih luas dari yang terdapat dalam premis-premisnya.
Ex: Mahasiswa adalah kaum intelektual
Penyiar bukan mahasiswa
Jadi, penyiar bukan kaum intelektual
3. Term antara (M) harus sekurang-kurangnya satu kali universal.
Ex: Sebagian orang kaya kikir
Budi adalah orang kaya
Jadi, Budi adalah kikir
4. Term antara (M) tidak boleh masuk dalam kesimpulan.

B. Hukum yang menyangkut Premis (proposisi)
1. Jika premis-premis afirmatif, maka kesimpulannya harus afirmatif.
2. Kedua premis tidak boleh negatif
Ex: Telpon bukan alat transportasi
Mobil bukan telpon
Jadi, mobil bukan alat transportasi
3. Kedua premis tidak boleh partikular, tetapi harus ada yang universal.
Ex: Sebagian mahasiswa rajin belajar
Sebagian mahasiswa mencontek dalam ujian
Jadi, sebagian yang rajin belajar mencontek dalam ujian
4. Kesimpulan harus mengikuti premis yang paling lemah
Ex: Sebagian pejabat tidak jujur
Semua pejabat adalah manusia
Jadi, sebagain orang tidak jujur.



SILOGISME HIPOTESIS
Silogisme hipotesis adalah silogisme yang premis mayornya berbentuk proposisi hipotesis dan premis minir dan kesimpulannya berbentuk proposisi hipotesis. Bentuknya ada 3, yaitu: silogisme kondisional, konjungtif, disjungtif.
1. Silogisme kondisional: silogisme yang premis mayornya berupa proposisi kondisional (kopulanya jika...... maka......), sedangkan premis minor dan kesimpulannya berupa proposisi kategoris.
Ex: Jika hujan, maka aku tidak akan kerja (premis mayor)
Sekarang hujan (premis minor)
Jadi aku tidak akan kuliah (kesimpulan)
2. Silogisme Disjungtif: silogisme yang memiliki premis mayor berupa proposisi disjungtif (kopulanya atau), sedangkan premis minor dan kesimpulannya berupa proposisi kategoris.
Ex 1: Dani akan pergi kuliah atau nonton film (premis mayor)
Dia ternyata pergi kuliah (premis minor)
Jadi, dani tidak pergi nonton film (kesimpulan)
Ex 2: Dani akan pergi kuliah atau nonton film (premis mayor)
Dia tidak pergi kuliah (premis minor)
Jadi Dani pergi nonton film (kesimpulan)
3. Silogisme Konjungtif: Silogisme yang memiliki premis mayor berupa proposisi konjungtif, sedangkan premis minor dan kesimpulannya berupa proposisi kategoris. Proposisi konjungtif adalah proposisi yang memiliki dua predikat yang kontraris, yaitu tidak mungkin sama-sama memiliki kebenaran pada saat yang bersamaan.
Ex 1: Saya tidak mungkin berada di Jakarta dan Surabaya pada saat yang bersamaan (premis mayor)
Saya berada di Jakarta (premis minor)
Jadi saya tidak berada di Surabaya (kesimpulan)
Ex 2: Saya tidak mungkin berada di Jakarta dan Surabaya pada saat yang bersamaan (premis mayor)
Saya tidak berada di Jakarta (premis minor)
Jadi, saya berada di Surabaya (kesimpulan)
Kesimpulan ini tidak selalu harus begitu, karena selain di Surabaya masih banyak tempat lain di mana saya mungkin berada pada waktu tertentu.




INDUKSI (LOGIKA INDUKTIF)
Induksi adalah suatu bentuk penalaran dari hal-hal yang bersifat khusus (faktual) menuju kepada kesimpulan yang bersifat umum; atau bentuk penalaran yang bertolak dari proposisi partikular menuju proposisi universal . Premis-premis yang digunakan dalam penalaran induktif terdiri dari proposisi-proposisi partikular, sedangkan kesimpulannya adalah proposisi universal.
Pada hakekatnya induksi adalah suatu proses generalisasi, yaitu proses membuat kesimpulan secara universal berdasarkan pada hal-hal yang faktual (hasil pengamatan) dan bersifat partikular. Setiap generalisasi induktif diperoleh sesudah dilakukan pengamatan bahwa beberapa atau banyak kejadian berakhir dengan hasil yang sama, maka kemudian si pengamat yakin bahwa di waktu yang akan datang, suatu kejadian yang sana juga akan berakhir dengan hasil yang sama.
Contoh: Apel 1 hijau, keras, rasanya asam
Apel 2 keras rasanya asam
Apel 3 hijau rasanya asam
Kesimpulannya: Semua apel yang berwarna hijau dan keras rasanya asam.
Penalaran induktif dan proses generalisasi ini sering digunakan oleh para peneliti ilmiah untuk menemukan ilmu pengetahuan yang berguna bagi kehidupan manusia. Dalam prosesnya, generalisasi dapat dilakukan dengan cara mengamati seluruh jumlah dari suatu jenis atau peristiwa yang diteliti, dan cara ini disebut dengan induksi lengkap; tetapi generalisasi juga dapat dilakukan dengan cara mengamati beberapa atau bahkan hanya dengan satu hal khusus atau satu peristiwa khusus yang diteliti saja, peneliti menggunakan induksi tidak lengkap, karena seringkali tidak mungkin meneliti seluruh peristiwa yang diteliti. Contoh: Untuk meneliti golongan darah seseorang, kita tidak perlu meneliti seluruh darah dalam tubuhnya, tetapi cukup dengan meneliti setetes dan ini disebut dengan induksi tidak lengkap.

Metode-metode Induksi
Menurut mill, ada beberapa metode induksi yang dapat digunakan dalam penalaran induktif, yaitu:
1. Metode Persesuaian/persamaan (The method of Agreement)
2. Metode Perbedaan (The Method of Difference)
3. Metode Gabungan Persamaan dan Perbedaan (Joint Method of Agreement and Diffetence)
4. Metode Residu (The Method of Residues)
5. Metode Variasi Kesamaan (The Method of Concomitant Variations)
Dari kelima metode di atas, metode yang paling sering digunakan adalah:
A. Metode Persamaan / Persesuaian
Prinsipnya adalah: adalah apabila dua hal atau lebih dari suatu gejala yang diteliti hanya mempunyai satu faktor yang sama, maka satu-satunya faktor yang sama untuk semua peristiwa itu adalah sebab dari gejala tersebut.
Contoh:
A makan nasi gudeg, makan telur, makan opor ayam --- sakit perut
B makan pisang, makan jeruk, makan opor ayam ---- sakit perut
C makan kacang, makan emping, makan opor ayam, makan jeruk, ---- sakit perut
Dari ketiga peristiwa tersebut, ditemukan satu-satunya faktor yang sama yang dimiliki oleh ketiganya, yaitu makan opor ayam. Berdasarkan penemuan itu, maka dapat disimpulkan bahwa penyebab sakit perut adalah karena makan opor ayam.
B. Metode Perbedaan
Prinsipnya adalah: apabila satu hal terjadi dalam fenomena yang diteliti dan satu hal lain tidak terjadi dalam fenomena yang diteliti itu, padahal semua faktornya sama kecuali satu hal tersebut, dan satu hal tersebut terdapat dalam peristiwa yang pertama, maka faktor satu-satunya yang menyebabkan kedua peristiwa itu berbeda adalah akibat atau sebab atau bagian yang tidak terpisahkan dari sebab fenomena tersebut.
Contoh:
A Makan nasi gudeg, makan telur, makan opor ayam --- tidak sakit perut
B Makan telur, makan nasi gudeg, makan opor ayam ---- tidak sakit perut
C Makan opor ayam, makan jeruk, makan telur, makan nasi gudeg ---- sakit perut
Dari ketiga peristiwa tersebut, ditemukan satu-satunya faktor yang berbeda dari ketiga peristiwa tersebut, yaitu makan jeruk yang hanya dimakan oleh si C. Berdasarkan penemuan itu, maka dapat disimpulkan bahwa penyebab sakit perut adalah karena makan jeruk.

Tidak ada komentar: