Welcome

Selamat datang di blog saya semoga isi dari blog ini dapat membantu kalian yang sedang mencari bahan atau materi perkuliahan

Minggu, 31 Januari 2010

HAKIKAT BERPIKIR

PENGERTIAN:
 Berpikir adalah kegiatan akal untuk mengolah pengetahuan yang telah diterima melalui panca indera dan ditujukan untuk mencapai suatu kebenaran;
 Penggunaan otak secara sadar untuk mencari sebab, berdebat, mempertimbangkan, memperkirakan, dan merefleksikan suatu subyek;
 kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan lambang sebagai pengganti obyek atau peristiwa;
 Berbicara dengan dirinya sendiri di dalam batin dengan cara mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis, membuktikan sesuatu, menunjukkan alasan-alasan menarik kesimpulan, meneliti suatu jalan pikiran, mencari berbagai hal yang berhubungan satu sama lain, mengapa/untuk apa sesuatu terjadi, serta membahas suatu realitas dengan menggunakan konsep atau pengertian2




FUNGSI BERPIKIR
 Mengambil keputusan (decision making). Setiap keputusan yang diambil, akan disusul oleh keputusan2 lainnya yang berkaitan. Keputusan yang kita ambil beraneka ragam, tetapi ada tanda2 umum dari keputusan:
1. Keputusan merupakan hasil berpikir, hasil usaha intelektual
2. Keputusan selalu melibatkan pilihan dari berbagai alternative
3. Keputusan selalu melibatkan tindakan nyata, walaupun pelaksanaannya boleh ditangguhkan
Faktor yg mempengaruhi:
1. Kognisi (pengetahuan/pemahaman). Kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki tentang sesuatu akan mempengaruhi keputusan yang diambil
2. Motif (tujuan/dorongan). Motif akan sangat mempengaruhi pengambilan keputusan
3. Sikap (positif/negative). Positif negatifnya sikap anda terhadap sesuatu akan mempengaruhi keputusan yang diambil.
 Memecahkan masalah (problem solving).
). Faktor yg mempengaruhi:
1. Situasional yang meliputi:
- stimulus yang menimbulkan masalah
- sifat2 masalah: sulit-mudah, baru-lama, penting-kurang penting, sedikit-banyak masalah lain yang terlibat.
2. Personal yang meliputi:
- motivasi. Motivasi yang rendah dapat menurunkan perhatian, sedangkan motivasi yang tinggi dapat membatasi fleksibilitas
- kepercayaan dan sikap yang salah. Asumís yang salah dapat menyesatkan kita. Misalnya sikap yang defensif---karena kurang percaya pada diri sendiri---akan cenderung menolak informasi baru, merasionalkan kekeliruan, dan mempersulit penyelesaian.
- Kebiasaan. Kecenderungan untuk mempertahankan pola berpikir tertentu , melihat masalah hanya dari satu sisi saja, atau kepercayaan yang berlebihan dan tanpa kritis pada pendapat otoritas dapat menghambat pemecahan masalah yang efisien. Cara kita memandang dan mengatasi persoalan sering dibatasi oleh cultural setting kita dan kita anggap sebagai cara yang paling baik.
- Emosi. Emosi dapat mewarnai cara berpikir kita, sehingga hampir tidak pernah kita berpikir betul-betul obyektif. Menurut Coleman: ”Takut mungkin dapat melebih-lebihkan kesulitan persoalan dan menimbulkan sikap resah yang melumpuhkan tindakan; marah mendorong tindakan impulsif dan kurang dipikirkan; dan kecemasan sangat membatasi kemampuan kita melihat masalah dengan jelas atau merumuskan kemungkinan pemecahan.”
 Menghasilkan sesuatu yang baru (creativity). Syaratnya: gagasan baru/jarang terjadi, realistis, dan orisinal.


FILTER PENGENDALI CARA BERPIKIR MANUSIA
 Penyaring bawah sadar (nilai-nilai, budaya/warisan, agama)
 Penyaring untuk bertahan hidup
 Penyaring sosial


JENIS-JENIS BERPIKIR
1. Berpikir Autistik (berpikir dengan melarikan diri dari kenyataan atau melihat hidup sebagai gambar2 fantastis)---melamun, menghayal, fantasi, wishful thinking)
2. Berpikir Realistik (berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata (berpikir rasional).
3 jenis berpikir realistik:
 Induktif (dari khusus ke umum)---- dan biasanya melalui proses observasi terhadap sebuah kasus.
 Deduktif (dari umum ke khusus) dengan pola silogisme
 Evaluatif (kritis, menilai baik-buruk, tepat-tidaknya suatu gagasan)
 Berpikir analogis (menghubungan situasi yang baru dg pengalaman masa lalu yang memiliki kesamaan)---alternatif dan tidak logis



SEJARAHPERKEMBANGAN PEMIKIRAN
1. Zaman Purba
Dari sudut perkembangan pengetahuan manusia, zaman ini ditandai dengan oleh pengetahuan “apa dan bagaimana” yang diperoleh manusia melalui:
a. Kemampuan mengamati
b. Kemampuan membeda-bedakan
c. Kemampuan memilih
d. Kemampuan melakukan percobaan berlandaskan prinsip trial and error

Kemampuan penalaran manusia menunjukkan perkembangan yang semakin meningkat, hal ini ditandai dengan berkembangnya ide kreatif manusia dari yang awalnya bersandar pada hasil alam saja, kemudian berusaha untuk menghasilkan sendiri tumbuhan yang dapat dimakan, menjadikan binatang bukan hanya sebagai makanan tetapi juga sebagai alat yang dapat meringankan beban kerja mereka.

Di antara beberapa penemuan pada masa ini adalah:
a. Angka satu, dua, dan seterusnya yang kemudian dilembangkan dengan angka Romawi dan angka Arab.
b. Perbintangan dengan konstelasinya yang merupakan cikal bakal zodiak
c. Siklus mingguan, bulanan, harian yang kemudian menjadi dasar pembuatan kalender
d. Meramalkan gerhana bulan dan matahari berdasarkan pengamatan astronomis
e. Menciptakan berbagai macam patung dan perhiasan dengan nilai artistik

Semua pencapaian tersebut diperoleh manusia secara alamiah, artinya tanpa disadari dan tanpa disengaja, meskipun temuan2 tersebut masih merupakan bagian dari perkembangan ilmu pengetahuan.

2. ZAMAN PENALARAN DALAM MENYELIDIKI SESUATU
Beberapa ciri yang menonjol, di antaranya:
a. Sudah memiliki suatu penalaran yang selalu menyelidiki (inquiring mind) bukan pasif-reseptif
b. Memiliki keyakinan bahwa manusia adalah makhluk yang luhur dan memiliki kebebasan, dan kemudian melandasi asas demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
c. Penalaran filsafat bercorak rasionalitas
Ada beberapa tokoh filsafat yang lahir pada zaman ini, di antaranya:
a. Aristoteles yang terkenal dengan logika deduktif yang didasarkan pada pola silogisme, yaitu pola pengambilan kesimpulan yang didasarkan pada premis mayor dan peremis minor. Selain itu, Aristoteles dengan karya metafisika-nya mempelopori pemikiran tentang adanya alam beserta isinya juga mewujudkan dimensi kreatif penalarannya
b. Thales yang dipandang sebagai peletak dasar astronomi, geometri, dan filsafat Yunani. Thales orang pertama yang mempertanyakan dasar dari alam dan segala isinya
c. Pythagoras yang memulai prinsip analisis, generalisasi, pembuktian dalam ilmu ukur, dan ilmu pasti murni
d. Archimedes dengan hukum perhitungannya
Setelah zaman inquiring mind, perkembangan ilmu dan penalaran filsafat ilmu tidak mengalami kemajuan yang berarti sampai tibanya Abad Pertengahan.

3. Abad Pertengahan
Pengaruh Bahasa Arab sangat dominan pada abad ini yang ditandai dengan penerjemahan terhadap karya2 orang Yunani. Selain itu, pengamatan diperluas dan dipertajam, baik dalam lapangan ilmu pasti, astronomi, fisika, kedokteran, biologi, farmasi, dan ilmu kimia.

Di antara beberapa tokoh yang terkenal pada abad ini adalah: Al-Khawarizmi (aljabar & aritmatika), Omar Khayam (penyair, ahli perbintangan, ahli matematika), Ibnu Rushd (ahli kedokteran & evolusionisme), Lao Tse (menjaga keharmonisan dg alam), Confusius menjaga keharmonisan dalam hubungan antar manusia).

4. Zaman Modern

Pada zaman ini ditandai dengan timbulnya ide-ide kreatif yang revolusioner dan bersifat inovatif di Eropa, yang mendobrak tradisi pemikiran keliru yang sudah baku, baik dalam menafsirkan fenomena alam maupun dalam melakukan penalaran ilmiah.

Di antara beberapa tokoh yang terkenal pada zaman ini adalah: Copernicus, Galileo, Keppler (heliosentris, gerak berbentuk elips); Francis Bacon (Novum Organum, logika induktif; Rene Descartes (“cogito, ergo sum” artinya “aku bepikir, karena itu aku ada”); Newton (gravitasi, perhitungan kalkulus, optika), dll.

5. Pemikiran Filsafat Abad 20
Salah satu ciri perkembangan masyarakat pada abad ke-20 ini ditandai oleh pemikirannya terhadap keberadaannya dan sikap dasar pribadi tentang pandangannya. Filsafat eksistensialis mempersoalkan keberadaan manusia dalam hubungannya dengan dirinya maupun dengan orang lain.

Pemikiran tentang eksistensialis manusia ini menjadi landasan kondusif yang diperlukan untuk mewujudkan kreativitas. Kreativitas seseorang mulai terbentuk bila dia berada di tengah orang laindalam suatu suasana kebersamaan.


BERPIKIR KREATIF



Pengertian: Berpikir dengan menghasilkan metode baru, konsep baru, pemahaman baru, dan penemuan baru.


SYARAT BERPIKIR KREATIF:
1. kreativitas melibatkan respon atau gagasan yang baru atau yg secara statistik sangat jarang terjadi
2. Kreativitas dapat memecahkan masalah secara realistis
3. Kreativitas merupakan usaha untuk mempertahankan insight yang orisinal


CIRI-CIRI BERPIKIR ORANG KREATIF:
 Lebih sering menggunakan jenis berpikir analogis (mampu melihat hubungan yang tidak terlihat oleh orang lain)
 Pola berpikir bersifat imaginatif, holistik, dan divergen (menghasilkan sejumlah kemungkinan jawaban); yang dibedakan dari berpikir yang bersifat konvergen, logis, dan analitis.
 Pemikirannya luar biasa, aneh, tidak konvensional, dan kadang-kadang tidak rasional
 Melakukan loncatan pemikiran yang memperdalam dan memperjelas pemikiran
 Merupakan fungsi dari belahan otak kanan
 Dibantu oleh berpikir evaluatif yang dapat menilai gagasan2 secara kritis


PROSES BERPIKIR KREATIF
Kreativitas melibatkan sintesis dari semua fungsi dasar, yaitu:
1. Berpikir rasional
2. Perkembangan emosional atau perasaan pada tingkat tinggi
3. Perkembangan bakat khusus dalam kehidupan mental dan fisik pada tingkat tinggi
4. Kondisi kesadaran tingkat tinggi yang menghasilkan penggunaan imajinasi, fantasi, dan pendobrakan pada kondisi ambang kesadaran dan ketidaksadaran


TAHAP-TAHAP BERPIKIR KREATIF
1. Tahap Orientasi: masalah-masalah dirumuskan dan aspek2 masalah diidentifikasi
2. Tahap Preparasi: Pikiran berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan dengan masalah
3. Tahap Inkubasi: pikiran beristirahat sebentar ketika berbagai pemecahan berhadapan dg jalan buntu
4. Tahap Iluminasi: tahap dimana seseorang sudah memperoleh satu rangkaian pemahaman pemecahan masalah
5. Tahap Verifikasi: Menguji dan secara kritis menilai pemecahan masalah yang diajukan pada tahap keempat


FAKTOR-FAKTOR YANG SECARA UMUM MENANDAI ORANG2 KREATIF:
1. Kemampuan kognitif: kecerdasan di atas rata2, mampu melahirkan gagasan2 baru dan berlainan, adanya kognitif yang fleksibel
2. Sikap yang terbuka: orang kreatif mempersiapkan dirinya menerima stimuli internal dan eksternal, memiliki minat yang luas dan beragam
3. Sikap yang bebas, otonom, dan percaya pada diri sendiri. Orang kreatif tidak senang digiring, ingin menampilkan dirinya semampu dan semaunya, tidak terlalu terikat pada konvensi2 sosial---seringa dianggap “nyentrik” atau “gila”.

Berpikir kreatif hanya dapat berkembang pada masyarakat yang terbuka, toleran terhadap ide2 “gila”, dan memberikan kesempatan lepada setiap orang untuk mengembangkan diri.

Sebaliknya sukar untuk berkembang pada masyarakat yang menuntut kepatuhan membuat otoritas, meminta keseragaman berperilaku, menghargai kesetiakawanan primordial tetapi membunuh presatsi yang menonjol.

Pada dasarnya belahan otak kanan berhubungan dengan kerja otak yang memiliki sifat sebagai berikut:

Karakteristik Kerja Otak Deskripsi Aktivitas
Non Verbal Merespon musik, bahasa tubuh, sentuhan
Síntesis Mengubah beberapa bagian untuk membentuk keseluruhan
Intuitif Mengikuti firasat dan perasaan
Kausal dan informal Berhubungan dengan informasi karena kebutuhan/kepentingan
Konkrit Berhubungan dengan sesuatu secara sensor daripada abstrak
Holistik Melihat sesuatu secara keseluruhan
Visual Menggunakan perumpamaan, merespon gambar, warna, dan bentuk
Sensori Berorientasi pada psikologi
Renggang Menghubungankan bagian2nya pada keseluruhan
Responsif Mendengarkan musik dengan emosi
Originatif Tertarik dengan ide2 atau teori
Motorik Mengontrol organ sebelah kiri & gerakannya




Otak Kiri berhubungan dengan kerja orang yang bersifat sebagai berikut:

Karakteristik Kerja Otak Deskripsi Aktivitas
Verbal Beberapa kata untuk menamai, mendefinisikan, dan menjelaskan
Analisis Perlan-lahan
Logis Pendekatan rasional
Berangkai dan Linier Mengatur dalam urutan-urutan
Sistematis & Formal Memproses dengan metodologi dan pemecahan masalah
Simbolis Menggunakan kata2 dan bilangan untuk menjelaskan sesuatu secara lebih gamblang
Faktual Berhubungan denga sesuatu secara lebih detail
Abstrae Teoritikal, intelektual, dan idealis
Digital Menggunakan bilangan seperti dalam perhitungan
Metodologikal Organisasi, klasifikasi, & kategorisasi
Praktikal Mencermati masalah sebab dan efek, tujuan dan kegunan
Rasional Alasan dan data faktual
Motorik Megontrol organ sensori otak sebelh kanan dan gerakan seluruh tubuh




















TINGKAT KREATIVITAS




 Tingkat I disebut tingkat kreatif yang ditandai oleh timbulnya pemikiran yang divergen dan baru secara intuitif, atau penemuan pikiran baru yang hidup di masyarakat.
Dari segi afektif, tingkat ini ditandai dengan keterbukaan dan toleransi terhadap keraguan tentang sesuatu; Dari segi perasaan, tingkat ini ditandai oleh kepercayaan pada diri sendiri dalam menghadapi tantangan.
 Tingkat II disebut tingkat psikodelik atau perluasan pikiran dan perasaan yang ditandai oleh pengembangan kesadaran untuk menjangkau pada pandangan di luar pandangan/kebiasaan kita sendiri; penerimaan terhadap suatu ide yang berbeda untuk diterima/dihormati sebagai sesuatu yang original
 Tingkat III disebut tingkat imaginatif. Pada tingkat ini sudah ada suatu perkembangan produk, yaitu suatu bentuk baru dari suatu pola, model, struktur, ataupun konsep yang belum dikenal oleh kelomok manusia tertentu.


URUTAN PERKEMBANGAN KREATIVITAS

Perkembangan kreativitas dapat diibaratkan lingkaran eskalasi yang memiliki ciri yang terdiri dari 5 aspek, yaitu:
 Urutan (succession). Jenjang perkembangan terjadi menurut urutan dan bersifat hierarkis
 Diskontinuitas (discontinuity). Perkembangan terjadi sejajar dengan urutan. Pada setiap tahap terjadi proses keseimbangan, dan setiap tahap yang mengakibatkan diskontinuitas akan kembali lagi pada equilibrium
 Kemenonjolan (emergence). Pada setiap jenjang muncul karakteristik yang menonjol yang tidak nampak pada jenjang sebelumnya, namun selalu merupakan persiapan untuk tahap perkembangan berikutnya
 Diferensiasi. Istilah ini menunjukkan pada pengertian ”spesifikasi” atau ”difokuskan pada sesuatu”
 Integrasi. Istilah ini menunjuk pada sistem dari semua jenjang.

Dalam mewujudkan manifestasi potensi kreatif, diperlukan suasana kondusif yang dapat menggelitik potensi yang tersembunyi dalam diri seseorang

Pendidikan, mediatasi, dan terapeutik adalah kegiatan yang dapat menggalakkan terwujudnya kreativitas secara spontan

Perputaran dan tingkatan eskalasi tidak dapat berjalan secara lancar dan serentak, karena transformasi energi individu terjadi secara bergantian dalam perkembangan kreatif.

Transformasi dan pemfokusan energi adalah esensi proses kreatif, namun jumlah energi yang ada bagi manusia tidak cukup untuk memikirkan ”aku”, ”kamu”, dan ”dunia” secara serentak (simultan), artinya fokus perhatian kita selalu terbagi.



PERANAN KREATIVITAS DALAM PERKEMBANGAN ILMU

Perkembangan ilmu tidak semata-mata mengandalkan rasio ataupun empiri saja, tetapi merupakan suatu petualangan yang tak habis-habis yang selalu berdiri di ambang ketidakpastian dan menuntut tindakan untuk diputuskan.

Ilmu tidak semata-mata disusun secara logis, bersifat empiris, dan rasionalitas kritis, tetapi merupakan suatu sistem yang terbuka yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan kehidupan manusia.

Pilihan keputusan itu bertolak dari penerobosan antara kehidupan berpikir, berbuat, merasakan, dan intuisi terhadap masalah itu sebagai suatu keseluruhan.

Setiap perkembangan ilmu selalu dimulai dengan latihan intelektual oleh kelompok ilmuwan tertentu yang menumbuhkan suatu ide baru, dan kemudian berkembang menjadi suatu konsep atau pola pengetahuan baru.

Potensi kreatif dan perwujudannya merupakan kemungkinan dan kekuatan untuk menjalankan berbagai langkah perubahan kehidupan manusia dalam peningkatan harkat dan martabatnya.

Apa yang dihayati sebagai ambisi terkandung dalam potensi kreatif itu, sedangkan ilmu dalam hal ini adalah menjadi wahana perwujudan untuk mencapai tujuannya.










MIND MAP




4 pertanyaan yang harus dijawab:
1. Apa sebenarnya Mind Map?
2. Bagaimana Mind Map dapat membantu kita?
3. Apa yang diperlukan untuk membuat Mind Map?
4. Bagaimana cara membuat Mind Map?

APA SEBENARNYA MIND MAP?
 Cara berpikir dengan melakukan pemetaan
 Cara paling mudah untuk untuk memasukkan informasi ke dalam otak dan untu mengambil informasi dari otak
 Peta perjalanan yang hebat bagi ingatan
 Mind Map bisa diibaratkan dengan peta kota. Bagian tengah Mind Map diibaratkan pusat kota yang mewakili gagasan terpenting. Jalan2 protokol yang memencar keluar dari pusat kota merupakan pikiran2 utama dalam proses berpikir. Jalan2 kecil yang merupakan cabang dari jalan protokol merupakan pikiran2 sekunder. Gambar2 atau bentuk2 istimewa bisa diibaratkan sebagai landmark atau ide2 yang sangat menarik
 Sebagaimana peta jalan, sebuah Mind Map akan:
 Memberi ringkasan atas suatu subyek/area yang luas
 Memudahkan kita membuat rencana perjalanan atas suatu pilihan, dan membantu kita mengetahui tujuan kita dan posisi kita sekarang
 Mengumpulkan sejumlah besar data dan meletakkannya di satu tempat
 Memberi dorongan atas upaya pemecahan masalah dengan memberi kesempatan untuk melihat jalan2 keluar kreatif yang baru
 Merupakan sesuatu yang menyenangkan untuk dipandang, dibaca, direnungkan dan diingat
 Mind Map dapat mengubah daftar informasi yang panjang dan menjemukan menjadi diagram berwarna-warni, mudah diingat, sangat beraturan, dan sejalan dengan cara kerja alami otak


APA YANG DIPERLUKAN UNTU MEMBUAT MIND MAP?
1. Kertas Kosong
2. Pulpen dan pensil warna
3. otak
4. imajinasi


BAGAIMANA MIND MAP DAPAT MEMBANTU KITA?

1. Menjadi lebih kreatif
2. Menghemat waktu
3. Memecahkan masalah
4. Konsentrasi
5. Mengatur dan menjernihkan pikiran
6. Mengingat dengan lebih baik
7. Belajar lebih cepat dan efisien
8. Melihat gambaran secara keseluruhan
9. Membuat rencana
10. Berkomunikasi


BAGAIMANA CARANYA MEMBUAT MIND MAP?
Ada 2 kunci kerja otak untuk membuat Mind Map, yaitu: Imaginasi & Asosiasi
7 Langkah cara membuat Mind Map :
1. Mulai dari BAGIAN TENGAH permukaan secarik kertas kosong yang diletakkan dalam posisi memanjang
2. Gunakan sebuah GAMBAR untuk gagasan sentral anda
3. Gunakan WARNA pada seluruh Mind Map
4. Hubungkan CABANG2 UTAMA ke GAMBAR sentral dan hubungkan cabang2 tingkat kedua dan ketiga pada tingkat2 sebelumnya.
5. Buatlah cabang2 Mind Map berbentuk MELENGKUNG bukan garis lurus.
6. Gunakan SATU KATA KUNCI PER-BARIS.
7. Gunakan GAMBAR di seluruh Mind Map.







ENAM TOPI BERPIKIR


Enam Topi Berpikir adalah metode untuk mengerjakan satu jenis kegiatan berpikir pada satu saat.
Enam topi berpikir memiliki warna yang berbeda, dan setiap warna mewakili satu jenis kegiatan berpikir.
1. Topi Putih: Fakta, angka2, informasi.
Informasi apa yang kita miliki dan informasi apa yang perlu kita cari?
2. Topi Merah: Emosi, perasaan, dan intuisi.
Bagaimana perasaan saya tentang hal ini sekarang?
3. Topi Hitam: Kehati2an, kebenaran, penilaian, dan pencocokan data.
Apakah datanya cocok? Apakah akan berhasil? Apakah aman? Apakah bisa dilaksanakan?
4. Topi Kuning: Sisi yang menguntungkan, manfaat, dan penghematan.
Untuk apa ini dilaksanakan? Apa keuntungannya? Mengapa ini baik dilakukan?
5. Topi Hijau: Eksplorasi, proposal, saran2, dan ide2 baru.
Tindakan2 alternatif apa yang bisa dilakukan? Adakah ide lain?
6. Topi Biru: Berpikir tentang berpikir.
Kendalikan kegiatan berpikir; Tetapkan langkah berpikir selanjutnya; Tetapkan programnya.


BERPIKIR TOPI PUTIH

 Topi putih berarti informasi netral bukan argumen atau usul. Fokus topi putih adalah informasi yang ada.
 Berpikir dengan topi putih mungkin berarti sedapat mungkin berpegang pada informasi yang bisa dicheck atau memiliki dasar yang masuk akal.
 Petanyaan topi putih adalah:
1. Informasi apa yang kita miliki?
2. Informasi ada yang tidak ada?
3. Bagaimana memperoleh informasi yang kita butuhkan?

Informasi apa yang kita miliki?
 Informasi tersebut mungkin fakta, angka2, daftar, statistik, dsb. Informasi tersebut mungkin pengetahuan atau pengalaman pribadi kita, sehingga harus dibeli label, misalnya: Menurut pengalaman saya...., Sepanjang pengetahuan saya...., dsb.
 Ada berbagai tingkat kebenaran, probabilitas, atau keutuhan suatu informasi. Ada juga berbentuk dugaan, kesimpulan, atau perkiraan.

Informasi yang tidak kita kita miliki
 Apakah kita memiliki cukup informasi untu diolah atau untuk mengambil keputusan? Kalau tidak cukup, apa lagi yang kita perlukan?
 Cobalah mendefinisikan informasi yang dibutuhkan sejelas mungkin, walaupun memiliki sebanyak mungkin informasi juga menguntungkan.
 Kita mungkin membutuhkan informasi untuk memilih satu dari dua kemungkinan; mungkin membutuhkan informasi untuk memilih tindakan yang tepat; mungkin membutuhkan informasi tentang suatu bahan untuk mengetahui apakah bahan itu berguna atau tidak.

Mencari informasi yang dibutuhkan
 Mendengarkan adalah bagian dari berpikir topi putih
 Kita bisa mendapatkan informasi dengan membaca atau dengan komputer
 Cara yang paling berguna untuk memperoleh informasi adalah dengan mengajukan pertanyaan: Apa gunanya pertanyaan untuk anda? Apakan anda ingin memeriksa sesuatu? Bagaimana caranya kita memperoleh informasi itu?

BERPIKIR TOPI MERAH
 Topi merah digunakan oleh emosi, perasaan dan intuisi
 Topi merah bisa dikatakan lawan dari topi putih
 Topi putih berusaha mengumpulkan semua data obyektif dan tidak tertarik pada perasaan orang tentang data itu, sebaliknya topi merah tidak tertarik pada fakta tetapi pada perasaan saja.
 Tujuan topi merah adalah memberikan kesempatan kepada kita untuk mengeluarkan perasaan kita, sehingga bisa berperan dalam proses berpikir kita.
 Perasaan sangat berharga selama kita selalu menyadari bahwa itu adalah perasaan. Masalah akan muncul jika kita berpura-pura seolah2 itu bukan pearsaan
 Topi merah memberikan kesempatan kepada seorang pemikir utk mngungkapkn intuisinya tanpa membutuhkan dukungan atau pembenaran
 Topi merah terdiri dari perasaan yang kita miliki saat ini, sehingga memungkinkan perasaan seseorang pada awal pertemuan akan berbeda setelah akhir pertemuan


BERPIKIR TOPI HITAM & TOPI KUNING
 Berpikir dengan topi hitam dan topi kuning sama2 berpikir yang sifatnya menilai. Topi hitam menilai kebenaran dan kecocokan, sedangkan topi kuning menilai manfaat
 Semua yang dihasilkan kedua topi itu harus punya dasar yang kuat dan benar2 logis
 Jika alasan yg kuat tidak ada, maka harus menggunakan topi merah, karena suatu pernyataan yang tidak dilandasi alasan yang kuat disebut perasaan/intuisi



TOPI HITAM
 Topi hitam adalah topi yang paling bermanfaat dan paling berharga di antara keenam topi berpikir
 Topi hitam mencegah kita membuat kesalahan atau melakukan hal-hal yang bodoh
 Topi hitam digunakan untuk berpikir kritis dengan beberapa pertanyaan: Apakah ini benar? Apakah ini cocok? Apakah ini akan berhasil? Apa resikonya dan apa masalahnya?

Cocokkah?
 Apakah saran ini cocok dengan pengalaman kita?
 Apakah pernyataan ini sesuai dengan sistem tempat kita bekerja? Sistem mencakup prosedur, hukum, aturan, norma2 sosial, dsb.
 Apakah saran ini cocok dengan tujuan, rencana, atau kebijaksanaan kita

Berhasilkah?
 Apakah gagasan ini akan berhasil?
 Apakah rencana ini akan berjalan dengan baik?
 Apa kelemahan gagasan itu?

Resikonya?
 Jika kita menjalankan saran itu, apa resikonya?
 Jika kita menjalankan saran itu, masalah apa yang mungkin timbul?
 Jia kita meneruskan gagasan itu, apa kira2 efek buruknya?







TOPI KUNING
 Secara umum topi kuning memandang ke masa depan: Jika kita melakukan ini, maka kita akan mendapat keuntungan ini...
 Topi kuning juga bisa digunakan untuk memandang ke masa lalu: Ini yang terjadil dulu, akibat buruknya banyak. Namun efek baiknya juga ada, mari kita kenakan topi kuning dan kita lihat apa efek baiknya/
 Pemikir topi kuning mengajukan pertanyaan: Apa manfaatnya? Mengapa ini pasti berhasil?

Apa manfaatnya?
 Topi kuning berusaha mencari dan menunjukkan manfaat: Apa manfaatnya? Untuk siapa manfaat itu? Bagaimana manfaat itu muncul?
 Harus selalu diingat bahwa jika topi kuning tidak berhasil menemuka cukup banyak manfaat, maka gagasan yang dipikirkan tidak cukup berharga untuk dilaksanakan
 Jika manfaatnya pun cukup banyak, suatu gagasan tetap harus melalui pemikiran dengan topi hitam
 Pemikir topi kuning harus menunjukkan dengan jelas mengapa suatu ide pasti berhasil



BERPIKIR TOPI HIJAU DAN TOPI BIRU

Topi hijau adalah lawan dari topi biru. Topi hijau penuh dengan energi kebebasan berpikir, sedangkan topi biru berisi pengendalian dan pengarahan proses berpikir
TOPI HIJAU
 Topi hijau adalah topi yang aktif yang digunakan untuk berpikir kreatif
 Topi hijau berurusan dengan usul-usul dan saran-saran, ide-ide baru, alternatif baru, solusi baru, penemuan baru
 Pemikir topi hijau tidak perlu memiliki alasan yang masuk akal untuk mendukung saran atau idenya
 Topi hijau digunakan untuk mengekplorasi situasi sehingga menggunakan ide2, konsep2, saran2, dan kemungkinan2 baru
TOPI BIRU
 Berpikir dengan topi biru bagaikan berada di langit, dimana anda melihat ke bawah, ke proses berpikir. Dengan topi biru, anda berpikir tentang berpikir
 Topi biru adalah pandangan menyeluruh yang mengontrol proses
 Topi biru mencakup hal-hal berikut:
1. Posisi kita sekarang
2. Apa langkah selanjutnya
3. Program untuk berpikir
4. Kesimpulan
5. Pengamatan dan komentar
 Orang yang menggunakan topi biru menepi sejenak dari proses berpikir yang sedang berlangsung agar bisa melihat proses berpikir yang sudah dilakukan
 Topi biru tidak hanya digunakan untuk memilih langkah selanjutnya, tetapi dapat digunakan untuk merancang program berpikir tentang subyek dalam bentuk agenda atau urutan langkah berpikir yang akan dilaksanakan
 Topi biru memperlakukan berpikir dalam cara yang formal, mirip dengan programmer komputer yang menyusun program untuk komputer
 Di setiap titik dalam proses berpikir, kita bisa menggunakan topi biru, sehingga terjawab pertanyaan: kita sudah sampai dimana, Apa yang sudah kita capai, bisakah kita menyimpulkan
 Pemikir dengan topi biru berada di atas proses berpikir dan melihat ke bawah pada apa yang sedang berlangsung, sehingga tidak heran jika pemakai topi biru mengamati dan berkomentar




URUTAN ENAM TOPI BERPIKIR
Ada dua cara mengunakan keenam topi berpikir:
 Menggunakan sesuai kebutuhan sesaat
 Menggunakan secara sistematis. Dalam kasus ini urutan penggunaan topi berpikir sudah diatur sebelumnya dan pemikir menjalaninya sesuai dengan urutan. Metode ini bermanfaat jika ada pertengkaran/ketidaksepahaman tentang satu hal

PENGGUNAAN YANG BERURUTAN
Apa urutan yang tepat untuk keenam topi berpikir?
Jawaban yg benar untuk pertanyaan ini bisa beragam, karena sesuai dengan keadaan atau masalahnya. Meskipun begitu, ada beberapa aturan atau panduan yg dapat diperhatikan:
1. Setiap topi bisa digunakan lebih dari satu kali
2. Umumnya yg terbaik adalah menggunakan topi kuning sebelum menggunakan topi hitam karena sulit bersikap positif setelah bersikap penuh kritik
3. Topi hitam digunakan dengan dua cara. Pertama untuk menunjukkan kelemahan suatu ide yang harus diikuti oleh topi hijau; kedua untuk melakukan penilaian
4. Topi hitam selalu digunakan untuk penilaian terakhir terhadap suatu ide. Penilaian terakhir ini selalu harus diikuti oleh topi merah, tujuannya agar kita tahu bagaimana perasaan kita tentang ide itu setelah kita menilaianya.
5. Jika ada perasaan tertentu yang kuat tentang suatu obyek, pakailah topi merah untuk mengeluarkan perasaan2 tsb.
6. Jika tidak ada perasan yg menggaggu segera gunakan topi putih utnuk mengumpulkan informasi. Setelah topi putih, gunakan topi hijau utk memunculkan berbagai alternatif. Kemudian timbang alternatif itu dg menggunakan topi kuning yang diikuti topi hitam. Lalu pilih satu alternatif dan pertimbangkan alternatif itu dg topi hitam kemudian topi merah.
Perbedaan utama urutan2 tersebut adalah perbedaan antar 2 situasi: mencari ide dan bereaksi terhadap suatu ide.

MENCARI IDE
Urutan warnanya mungkin:
Putih : Kumpulkan informasi
Hijau : Eksplorasi lebih lanjut dan temukan alternatif2
Kuning: Nilai manfaat dan kemungkinan jika semua alternatif dikerjakan
Hitam : Cari dan nilai kelemahan serta bahayanya setiap alternatif
Hijau : Kembangkan lebih lanjut alternatif2 yg paling menjanjikan dan lakukan pilihan
Biru : Simpulkan dan nilai apa yg telah dicapai sejauh ini (dalam proses berpikir)
Hitam : Buat penilaian terakhir terhadap alternatif yang dipilih
Merah : Simak apa yang kita rasakan tentang alternatif yang kita pilih itu


BEREAKSI TERHADAP SUATU IDE
Urutan warnanya mungkin:
Merah : Simak perasaan yang ada tentang ide tersebut
Kuning : Cari manfaat ide tersebut
Hitam : Cari kelemahan, masalah, & bahaya ide tsb.
Hijau : Lihat apkh ide tsb bisa diubah unt memperkuat manfaat yg ditemukan dg toi kuning dan mengatasi masalah yang ditemukan dg topi hitam
Putih : Cari informasi yang ada untuk membantu memperbaiki ide tsb agar lebih diterima (kalau perasaan dg topi merah menentang ide tsb)
Hijau : Kembangkan bentuk akhir
Hitam : Nilai bentuk terakhir
Merah : Temukan bagaimana perasaan kita tentang hasil akhir itu
URUTAN PENDEK
Kuning/Hitam/Merah: untuk menilai suatu ide dg tepat
Putih/Hijau : untuk mencari ide
Hitam/Hijau : untuk menyempurnakan ide yg sudah ada
Biru/ Hijau : Untuk menyimpulkan & mendata alternatif2
Biru/Kuning : untuk menilai apakah proses berpikir yg sedang kita lakukan bermanfaat/tidak
Penggunaan urutan pendek topi berpikir dapat digunakan untuk berbagai tujuan






















ALAT-ALAT BERPIKIR



Ada 7 alat berpikir yang digunakan program CoRT
 ATS (Arah, Tujuan, dan Sasaran)
 TSF (Tinjau Semua Faktor)
 SPOL (Sudut Pandang Orang Lain)
 AKP (Alternatif, Kemungkinan, dan Pilihan)
 PPP (Prioritas Penting Pertama)
 A & L (Akibat dan Lanjutan)
 KKM (Kelebihan, Kekurangan, dan Sisi Menarik)


FORMAT BERPIKIR LIMA-MENIT
 Format ini dapat digunakan untuk berlatih berpikir agar lebih terampil
 Latihan berpikir dapat dilakukan kapan saja dan juga dpt diterapkan pada berpikir serius
 Disiplin waktu sangat waktu, karena dapat memaksa otak berkonsentrasi dalam berpikir

Satu Menit Pertama
 Pada tahap ini, anda memperjelas beberapa hal:
 Perjelas tujuan berpikir
 Perjelas fokus
 Perjelas hasil yang dibutuhkan
 Perjelas situasinya
 Jika informasi yg diberikan lepada anda tdk cukup, maka jgn buang waktu unt bertanya, sebaliknya tetapkan sendiri kondisinya


Dua menit berikutnya
 Pada tahap ini, pertama2 eksplorasi subyek itu berdasarkan informasi yang ada dan berdasarkan pengalaman anda. Kemudian anda akan menemukan beberapa gagasan
 Akhirnya, anda mencoba memecah gagasan2 itu menjadi sejumlah alternatif (bisa dlm bentuk pilihan tindakan yang akan dilakukan atau berbentuk solusi untuk masalah)
 Di akhir dua menit, anda sudah harus memiliki beberapa alternatif. Pertanyaan2 berikut mngkin dpt membantu:
 Apakah ada jawaban yg sudah jelas?
 Apa jawaban biasanya untu ini?
 Secara garis besar, apa yg ingin saya lakukan?
 Bgm caranya sy mewujudkannya dlm tindakan praktis?
 Cara apa lagi yang ada?

Satu menit Berikutnya
 Merupakan tahap memilih dan memutuskan dari beberapa altenatif
 Pertanyaan yg mungkin bisa membantu:
 Alternatif mana yg tampaknya paling mungkin berhasil?
 Alternatif mana yg paling diterima dalam praktek?
 Alternatif mana yg cocok dg kebtuhan dan prioritas sy?
 Dalam tahap ini, kita diharapkan untuk menemukan jawaban yang paling baik, walaupun jawaban itu sudah diketahui dg baik
Satu Menit Terakhir
 Jika anda telah mendapat kesimpulan, jawaban, atau putusan yg dipilih, tes dngan menggunakan alasan2 yg menyebabkan anda berpikir bahwa kesimpulan, jawaban, atau putusan itu tetap
 Jika anda tida mendapatkan kesimpulan akhir, maka anda harsu mengisi satu menit ini dg mendefiniskan hasil berpikir anda dg cara lain


PROSES BERPIKIR MODEL TUKANG KAYU
 Seorang tukang kayu memiliki 3 proses mendasar, yaitu: Memotong, menghubungkan, dan membentuk.
Proses Memotong
 Memotong berarti anda tidak menginginkan barang itu seluruhnya,tetapi hanya sebagian saja.
 Ada beberapa kegiatan yang dilakukan saat memotong:
1. Fokus: kita mengarahkan perhatian pada bagian dari keseluruhan
2. Mencabut sebuah bagian. Saat kita mengambil sebuah bagian (konsep),maka saat itulah kita sdng membentuk sebuah hubungan
3. Analisis. Dengan analisis kita ingin menjadi lebih komprehensif, walaupun pada saat mengambil sebuah bagian kita meninggalkan yang lainnya
4. Perluasan. Saat kita menaruh perhatian pada seluruh situasi, maka sebenarnya kita sedang memisahkan situasi itu dari hal-hal di sekelilingnya. Dngan perluasan kita berarti mengambil potongan yg lebih besar , sehingga berarti tidak hanya meliputi sutuasi itu tetapi juga hal-hal di sekelilingnya.

Proses Menghubungkan
 Proses menghubungkan adlh saat berbagai hal disatukan dan tidak tercerai berai, dan syaratnya harus terdapat hubungan di antara mereka.
 Ada bbrp kegiatan yg dilakukan saat menghubungkan:
1. Hubungan.
 Semua hal mungkin punya asosiasi atau kaitan.
 Semakin banyak pengalaman kita semakin banyak pula tentakel (potensi terjadinya hubungan)
 Semakin banyak tentakel, maka semakin besar kesempatan terjadinya hubungan.
2. Pengenalan.
 Apa yg kita lihat atau dengar, akan berhubungan dg pola2 yang telah kita simpan di dlm pikiran.
 Jadi kita mengenal obyek itu dan tahu apa yg harus kita lakukan terhadapnya.
3. Sintesis.
 Proses ini adl saat kita scr sengaja menempatkan brbagai hal bersama2 utk menghasilkan sebuah efek.
 Kombinasi berbagai hal adalah bentuk sintesis
4. Penyusunan (Konstruksi).
 Hal ini bisa dinilai sama dg sintesis, ttapi penyusunan menunjukkan membangun sesuatu sedikit demi sedikit.
5. Perancangan (Desain)
 Ini adalah bentuk penyusunan.
 Dalam perancangan, ada berbagai elemen kreativitas dan seringkali estetika

Proses Membentuk
 Pemeriksaan atau pengecekan terus menerus antara bentuk yang diinginkan dan bentuk yg sedang dibuat. Inilah yg menjadi dasar cara berpikir membentuk.
 Ada beberapa aspek berpikir yang dilakukan:
1. Penilaian
 Dalam dunia nyata, menilai seringkali merupakan bentuk kompensasi dari eksplorasi.
 Kita mengeksplorasi berbagai efek tindakan yg sudah direncanakan saat ini maupun yg akan datang.
2. Pencocokan
Di sini kita menentukan berbagai kebutuhan yg spesifik dan kemudian memeriksa apakah kita sdh menemukan sesuatu yg cocok dg kebutuhan tersebut
3. Hipotesis
 Biasanya kita akan mengecek apa yg kita temukan berdasarkan sesuatu yg telah kita ketahui (hukum, kenyataan, dll)
 Dengan hipotesis, kita membayangkan sebuah penjelasan tertent dan melihat bagaimana bukti yang ada mendukung hipotesis tersebut
 Kita melemparkan berbagai ide yg tentatif, bahkan terkadang provokatif, dan kemudian mengeceknya.
4. Pembandingan
 Seringkali dalam penilaian atau pemeriksaan, kita membandingkan ssuatu yang ada di hadapan kita dg sesuatu yg ada di dalam pikiran kita
 Dengan pembandingan, kita mungkin memiliki dua atau lebih hal di depan kita unt dibandingkan.
 Pada dasarnya, ini sama dg mencari kesamaan dan perbedaan.


BERPIKIR LATERAL
Berikir Lateral: jenis berpikir yg melarian diri (keluar) dari berbagai ide dan persepsi yg sudah ada utk menemukan ide2 baru; jenis berpikir yg bertujuan utk mengeksplorasi dan mengembangkan persepsi baru
 Berbagai ide yang kita miliki diciptakan dari berbagai pengalama yang cenderung dipertahankan, sehingga kita melihat dunia melalui berbagai persepsi yg sdah ada
 Berpikir lateral mengikuti pola berpikir yang tidak simetris
 Humor adalah contoh berpikir lateral yang sangat bagus. Saat kita mendengarkan lelucon, ikiran kira berjalan di jalur utama, tiba2 klimaks leluconnya melemparkan kita ke jalur simpang.Begitu tiba di sana, kita bisa melihat logikahubungan itu.
 Perubahan persepsi dalam humor akan terasa lebih hebat apabila bisa berhubungan dg emosi, prasngka, dan berbagai peristiwa yang aktual.
 Dalam berpikir lateral, kita akan mengembangkan dengan sengaja bebagai teknik untuk menyeberang ke jalur simpang. Begitu kita sampai di jalur simpang maka jalur kembali ke titik awal sudah jelas. Itulah sebabnya berbagai ide kreatif yang berharga terlihat logis saat kita melihat ke belakang.
 Ada beberapa alat pengarah perhatian yg merupakan bagian dari eksplorasi umum berpikir lateral, yaitu:
TSF (Tinjau Semua Faktor)
SPOL (Sudut Pandang Orang Lain)
A & L (Akibat dan Lanjutan).





















BERPIKIR LOGIS



AZAS-AZAS BERPIKIR/HUKUM DASAR BERPIKIR LOGIKA

1. Azas identitas (principium identitatis). Azas ini merupakan dasar dari semua pemikiran. Azas ini nampak dalam pengakuan bahwa ”benda ini adalah benda ini dan bukan benda lainnya”. Dalam logika pernyataan ini berarti: apabila semua diakui, maka semua kesimpulan yang lain yang ditarik dari pengakuan itu juga harus diakui
2. Azas kontradiksi (principium contradictionis). Azas ini menetapkan bahwa tidak mungkin mengakui dua keputusan yang saling bertentangan.
3. Azas penyisihan kemungkinan yang ketiga (pincipium tertii excluse). Azas ini menetapkan bahwa tidak mungkin ada dua keputusan yang sama2 benar/sama2 salah, salah satu pasti benar/salah.
4. Azas alasan yang cukup (principium rationis sufficientis). Azas ini menyatakan bahwa sesuatu yang ada memiliki alasan yang cukup untuk adanya.


PENYIMPULAN
PENYIMPULAN: sebuah proses mental manusia yang bergerak dari satu proposisi atau lebih menuju ke proposisi yang lain yang mempunyai hubungan dengan proposisi sebelumnya; Atau bergerak dari pengetahuan yang telah dimiliki menuju ke pengetahuan yang baru.
- Pengetahuan yang telah dimiliki disebut Antecedents (yang mendahului), atau praemissae (premis, titik pangkal).
- Pengetahuan baru yang memiliki hubungan dengan pengetahuan lama disebut konsekuensi (consequentia), atau hubungan penyimpulan.
- Baik anteseden maupun konsekuensi keduanya berbentuk proposisi.
JENIS-JENIS PENYIMPULAN
1. Penyimpulan Langsung adalah proses penyimpulan yang ditarik secara langsung dari sebuah premis atau satu-satunya premis yang ada.
2. Penyimpulan Tidak Langsung adalah proses penyimpulan yang ditarik secara tidak langsung dari dua premis atau lebih yang dipersatukan. Penyimpulan ini membentuk sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi2 yang lama.

















JENIS-JENIS PENYIMPULAN TIDAK LANGSUNG

Penyimpulan tidak langsung mencakup pola deduksi dan induksi. Kedua bentuk penyimpulan tidak langsung ini termasuk dalam penalaran silogisme, baik silogisme kategoris maupun hipotetis. Penalaran adalah proses mental yang bergerak dari apa yang telah kita ketahui menuju ke pengetahuan yang baru (hal yang belum kita ketahui). Semua bentuk penalaran selalu bertolak dari sesuatu yang sudah ada atau sudah kita ketahui yang dapat dijadikan sebagai premis, bukti, atau dasar bahkan alasan-alasan dari mana “hal yang belum diketahui” dapat disimpulkan.
Ada 2 pola penalaran dalam berpikir logis, yaitu dedultif dan induktif.
- Penalaran Deduktif: pola penalaran yang bergerak dari pengetahuan yang bersifat umum menuju kepada pengetahuan baru yang bersifat khusus. Silogisme adalah pola berpikir logika yang menggunakan penalaran deduktif. silogisme adalah penarikan kesimpulan secara tidak langsung dengan menggunakan dua premis.
- Penalaran Induktif: pola penalaran yang bergerak dari pengetahuan yang bersifat khusus (fakta2 empiris) menuju kepada pengetahuan baru yang betsifat umum.



Jenis-jenis Silogisme
Ada dua jenis silogisme, yaitu:
1. Silogisme kategoris: Silogisme yang terdiri dari proposisi-proposisi kategoris (proposisi yang tidak bersyarat).
2. Silogisme hipotetis: Silogisme yang premis mayornya berbentuk proposisi hipotetis (proposisi bersyarat) sedangkan premis minor dan kesimpulannya berbentuk proposisi kategoris.


SILOGISME KATEGORIS (LOGIKA DEDUKTIF)
Silogisme kategoris: Silogisme yang terdiri dari tiga proposisi kategoris, dua proposisi yang pertama disebut premis mayor dan premis minor, sedangkan yang ketida disebut kesimpulan.
Unsur-unsur penting yang terdapat dalam silogisme kategoris adalah:
a. Tiga buah proposisi, yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan
b. Tiga buah term, yaitu term subyek (S), term predikat (P), dan term antara (M).
Premis mayor adalah premis yang di dalamnya terdapat term mayor (P) yang diperbandingkan dengan term antara (M); Premis minor adalah premis yang di dalamnya terdapat term minor yang juga diperbandingkan dengan term antara (S); Sedangkan kesimpulan adalah kebenaran baru yang diperoleh melalui proses penalaran dan di dalamnya tergambar kesesuaian atau ketidaksesuaian antara term minor (S) dan term mayor (P).



Contoh: Semua penyiar pandai berbicara M ---- P
M P
Dani adalah seorang penyiar S ---- M
S M
Jadi, Dani pandai berbicara S ---- P
S P

Hukum-Hukum Silogisme Kategoris
A. Hukum yang Menyangkut Term
1. Jumlah term tidak boleh lebih atau kurang dari 3
2. Term subyek dan predikat dalam kesimpulan tidak boleh lebih luas dari yang terdapat dalam premis-premisnya.
Ex: Mahasiswa adalah kaum intelektual
Penyiar bukan mahasiswa
Jadi, penyiar bukan kaum intelektual
3. Term antara (M) harus sekurang-kurangnya satu kali universal.
Ex: Sebagian orang kaya kikir
Budi adalah orang kaya
Jadi, Budi adalah kikir
4. Term antara (M) tidak boleh masuk dalam kesimpulan.

B. Hukum yang menyangkut Premis (proposisi)
1. Jika premis-premis afirmatif, maka kesimpulannya harus afirmatif.
2. Kedua premis tidak boleh negatif
Ex: Telpon bukan alat transportasi
Mobil bukan telpon
Jadi, mobil bukan alat transportasi
3. Kedua premis tidak boleh partikular, tetapi harus ada yang universal.
Ex: Sebagian mahasiswa rajin belajar
Sebagian mahasiswa mencontek dalam ujian
Jadi, sebagian yang rajin belajar mencontek dalam ujian
4. Kesimpulan harus mengikuti premis yang paling lemah
Ex: Sebagian pejabat tidak jujur
Semua pejabat adalah manusia
Jadi, sebagain orang tidak jujur.



SILOGISME HIPOTESIS
Silogisme hipotesis adalah silogisme yang premis mayornya berbentuk proposisi hipotesis dan premis minir dan kesimpulannya berbentuk proposisi hipotesis. Bentuknya ada 3, yaitu: silogisme kondisional, konjungtif, disjungtif.
1. Silogisme kondisional: silogisme yang premis mayornya berupa proposisi kondisional (kopulanya jika...... maka......), sedangkan premis minor dan kesimpulannya berupa proposisi kategoris.
Ex: Jika hujan, maka aku tidak akan kerja (premis mayor)
Sekarang hujan (premis minor)
Jadi aku tidak akan kuliah (kesimpulan)
2. Silogisme Disjungtif: silogisme yang memiliki premis mayor berupa proposisi disjungtif (kopulanya atau), sedangkan premis minor dan kesimpulannya berupa proposisi kategoris.
Ex 1: Dani akan pergi kuliah atau nonton film (premis mayor)
Dia ternyata pergi kuliah (premis minor)
Jadi, dani tidak pergi nonton film (kesimpulan)
Ex 2: Dani akan pergi kuliah atau nonton film (premis mayor)
Dia tidak pergi kuliah (premis minor)
Jadi Dani pergi nonton film (kesimpulan)
3. Silogisme Konjungtif: Silogisme yang memiliki premis mayor berupa proposisi konjungtif, sedangkan premis minor dan kesimpulannya berupa proposisi kategoris. Proposisi konjungtif adalah proposisi yang memiliki dua predikat yang kontraris, yaitu tidak mungkin sama-sama memiliki kebenaran pada saat yang bersamaan.
Ex 1: Saya tidak mungkin berada di Jakarta dan Surabaya pada saat yang bersamaan (premis mayor)
Saya berada di Jakarta (premis minor)
Jadi saya tidak berada di Surabaya (kesimpulan)
Ex 2: Saya tidak mungkin berada di Jakarta dan Surabaya pada saat yang bersamaan (premis mayor)
Saya tidak berada di Jakarta (premis minor)
Jadi, saya berada di Surabaya (kesimpulan)
Kesimpulan ini tidak selalu harus begitu, karena selain di Surabaya masih banyak tempat lain di mana saya mungkin berada pada waktu tertentu.




INDUKSI (LOGIKA INDUKTIF)
Induksi adalah suatu bentuk penalaran dari hal-hal yang bersifat khusus (faktual) menuju kepada kesimpulan yang bersifat umum; atau bentuk penalaran yang bertolak dari proposisi partikular menuju proposisi universal . Premis-premis yang digunakan dalam penalaran induktif terdiri dari proposisi-proposisi partikular, sedangkan kesimpulannya adalah proposisi universal.
Pada hakekatnya induksi adalah suatu proses generalisasi, yaitu proses membuat kesimpulan secara universal berdasarkan pada hal-hal yang faktual (hasil pengamatan) dan bersifat partikular. Setiap generalisasi induktif diperoleh sesudah dilakukan pengamatan bahwa beberapa atau banyak kejadian berakhir dengan hasil yang sama, maka kemudian si pengamat yakin bahwa di waktu yang akan datang, suatu kejadian yang sana juga akan berakhir dengan hasil yang sama.
Contoh: Apel 1 hijau, keras, rasanya asam
Apel 2 keras rasanya asam
Apel 3 hijau rasanya asam
Kesimpulannya: Semua apel yang berwarna hijau dan keras rasanya asam.
Penalaran induktif dan proses generalisasi ini sering digunakan oleh para peneliti ilmiah untuk menemukan ilmu pengetahuan yang berguna bagi kehidupan manusia. Dalam prosesnya, generalisasi dapat dilakukan dengan cara mengamati seluruh jumlah dari suatu jenis atau peristiwa yang diteliti, dan cara ini disebut dengan induksi lengkap; tetapi generalisasi juga dapat dilakukan dengan cara mengamati beberapa atau bahkan hanya dengan satu hal khusus atau satu peristiwa khusus yang diteliti saja, peneliti menggunakan induksi tidak lengkap, karena seringkali tidak mungkin meneliti seluruh peristiwa yang diteliti. Contoh: Untuk meneliti golongan darah seseorang, kita tidak perlu meneliti seluruh darah dalam tubuhnya, tetapi cukup dengan meneliti setetes dan ini disebut dengan induksi tidak lengkap.

Metode-metode Induksi
Menurut mill, ada beberapa metode induksi yang dapat digunakan dalam penalaran induktif, yaitu:
1. Metode Persesuaian/persamaan (The method of Agreement)
2. Metode Perbedaan (The Method of Difference)
3. Metode Gabungan Persamaan dan Perbedaan (Joint Method of Agreement and Diffetence)
4. Metode Residu (The Method of Residues)
5. Metode Variasi Kesamaan (The Method of Concomitant Variations)
Dari kelima metode di atas, metode yang paling sering digunakan adalah:
A. Metode Persamaan / Persesuaian
Prinsipnya adalah: adalah apabila dua hal atau lebih dari suatu gejala yang diteliti hanya mempunyai satu faktor yang sama, maka satu-satunya faktor yang sama untuk semua peristiwa itu adalah sebab dari gejala tersebut.
Contoh:
A makan nasi gudeg, makan telur, makan opor ayam --- sakit perut
B makan pisang, makan jeruk, makan opor ayam ---- sakit perut
C makan kacang, makan emping, makan opor ayam, makan jeruk, ---- sakit perut
Dari ketiga peristiwa tersebut, ditemukan satu-satunya faktor yang sama yang dimiliki oleh ketiganya, yaitu makan opor ayam. Berdasarkan penemuan itu, maka dapat disimpulkan bahwa penyebab sakit perut adalah karena makan opor ayam.
B. Metode Perbedaan
Prinsipnya adalah: apabila satu hal terjadi dalam fenomena yang diteliti dan satu hal lain tidak terjadi dalam fenomena yang diteliti itu, padahal semua faktornya sama kecuali satu hal tersebut, dan satu hal tersebut terdapat dalam peristiwa yang pertama, maka faktor satu-satunya yang menyebabkan kedua peristiwa itu berbeda adalah akibat atau sebab atau bagian yang tidak terpisahkan dari sebab fenomena tersebut.
Contoh:
A Makan nasi gudeg, makan telur, makan opor ayam --- tidak sakit perut
B Makan telur, makan nasi gudeg, makan opor ayam ---- tidak sakit perut
C Makan opor ayam, makan jeruk, makan telur, makan nasi gudeg ---- sakit perut
Dari ketiga peristiwa tersebut, ditemukan satu-satunya faktor yang berbeda dari ketiga peristiwa tersebut, yaitu makan jeruk yang hanya dimakan oleh si C. Berdasarkan penemuan itu, maka dapat disimpulkan bahwa penyebab sakit perut adalah karena makan jeruk.

konsep filsafat

PENGERTIAN FILSAFAT

Arti Etimologis
Yunani: Philshopia (Philein:mencintai,atau philla:cinta, dan sophia:kearifan)
Inggris: Philosiphy(cinta kearifan)
Dalam uraian tradisional dari Yunani Kuno Phytagoras (572-497) dinyatakan sebagai orang yang pertama memakai kata philosophia.
Filsafat: cinta kebijaksanaan.


Filsafat adalah ibu segala ilmu, darinyalah seluruh pengetahuan manusia berasal.
Filsafat: Mencari sebab yang sedalam-dalamnya dari segala sesuatu yang ada dan mungkin ada.
Ilmu filsafat: filsafat dan pengetahuannya tersusun secara obyektif, sistematis, metodis, dan universal.
Filsafat memiliki tiga kajian utama:
Wilayah ada (ontologi)
Wilayah pengetahuan (epistemologi)
Wilayah nilai (aksiologi)

KONSEPSI FILSAFAT PLATO

Filsafat masih dianggap sebagai suatu studi yang kebanyakan membicarakan pokok-pokok soal dari dialog-dialog dengan metode dialektika. Secara etimologis istilah dialektika berarti seni berdiskusi.
Filsafat sebagai pencarian terhadap hal-hal penghabisan (suatu penyidikan terhadap sifat dasar yang penghabisan dari kenyataan)
KONSEPSI FILSAFAT ARISTOTELES
Filsafat sebagai ilmu yang menyelidiki tentang hal ada sebagai hal ada yang berbeda bagian-bagian yang satu atau lainnya.
KONSEPSI FILSAFAT CICERO
Filsafat sebagai “The mother of all the art” : ibu dari segala seni
Filsafat sebagai “Art vitae” : seni kehidupan
KONSEPSI FILSAFAT THOMAS AQUINAS
Pada abad pertengahan filsafat dianggap sebagai pelayanan dari teologi, yaitu sebagai sarana menetapkan kebenaran-kebenaran mengenai Tuhan yang dapat dicapai akal manusia.

KONSEPSI FILSAFAT JOHN WILD

John Wild disebut sebagai tokoh pembela filsafat realisme menganggap filsafat sebagai usaha untuk mengerti fakta-fakta yang paling dasar mengenai dunia yang kita diami dan sejauh mungkin menerangkan fakta-fakta ini.
KONSEPSI FILSAFAT J. DEWEY
J. Dewey mengemukakan konsepsi pragmatisme bahwa filsafat haruslah dipandang sebagai suatu pengungkapan mengenai perjuangan manusia dalam upaya terus menerus melakukan penyesuaian kumpulan tradisi yang membentuk budi manusia yang sesungguhnya terhadap kecenderungan2 ilmiah dan cita2 politik yang baru dan tidak sejalan dengan wewenang yang diakui.

KONSEPSI FILSAFAT J.A. LEIGHTON

Filsafat sebagai pandangan hidup, sebagai usaha yang kukuh dari orang biasa maupun cerdik pandai untuk membuat hidup sedapat mungkin dapat dipahami dan mengandung makna.

KONSEPSI FILSAFAT FRANCIS BACON

Pemikir Inggris ini menamakan filsafat “induk agung dari ilmu-ilmu”.
Filsafat menangani semua pengetahuan sebagai bidangnya.

KONSEPSI FILSAFAT SIDEWILK

Filsafat dinamakan ilmu dari ilmu-ilmu (scentia scientiarum):
Filsafat memeriksa pengertian-pengertian khusus, azaz fundamental, metode yang tegas, dan kesimpulan-kesimpulan utama dari suatu ilmu dengan maksud mengkoordinasikan nya dari ilmu-ilmu lain.

Jumat, 29 Januari 2010

PEMIKIRAN FILOSOFIS TENTANG MEDIA KOMUNIKASI

Arti, Fungsi dan Hakikat Media sebagai Penunjang Kegiatan Komunikasi

Media komunikasi dapat juga berarti non alat seperti lambang verbal maupun non verbal, termasuk suasana,kondisi lingkungan, faktor personal dan situasional yang menunjang dan mendukung terjadinya komunikasi.

Fungsi media komunikasi

Secara umum media komunikasi digunakan untuk mencapai komunikasi yang efektif, karena media komunikasi merupakan perpanjangan tangan komunikator untuk mencapai komunikan sasarannya. Oleh sebab itu, komunikator harus tahu siapa komunikannya termasuk faktor – faktor personal, situasional, harus tahu pesan yang akan disampaikan, bagaimana strategi penyampaian pesan, media apa yang paling efisien untuk mencapai komunikannya.
Fungsi media komunikasi memperluas komunikasi antar manusia dengan :
- meningkatkan produksi pesan dan pendistribusian
- meningkatkan persediaan, penyimpanan, dan temu balik pesan komunikasi (ruben, 1992:245)

Hakekat Kehadiran Media Komunikasi Bagi Kehidupan Manusia

Kehadiran media komunikasi amat penting bagi kehidupan manusia. Media komunikasi memberikan pengaruh yang besar pada banyak aspek kehidupan manusia sebagai individu. Media juga mempengaruhi kehidupan kelompok dan masyarakat dan dunia sehingga mampu meningkatkan peradaban manusia.


Tinjauan Mengenai Eksistensi Media Komunikasi

Media komunikasi sebagai alat bantu

Sebagai alat, media komunikasi membantu manusia mendistribusikan ide –ide, gagasan, dan pikiran dalam bentuk lambang yang berarti bagi manusia lain. Media komunikasi juga memperbesar kemampuan memproduksi berbagai macam pesan bernetuk audio, tulisan, gambar, simbol dan lain-lain.

Media massa dan media nirmassa

Media massa seperti surat kabar, radio, televisi dan film digunakan untuk menjangkau sejumlah besar komunikan (Effendy, 1990:18)

Media nirmassa seperi surat, poster, brosur dan lain-lain yang digunakan untuk menjangkau satu atau sejumlah komunikan yang relatif sedikit..

Kelebihan Dan Kekurangan Media Komunikasi

Kelebihan dan kekurangan media sebagai alat
Sebagai alat, media komunikasi dibagi-bagi dalam tiga sifat :
1. bersifat didengar
2. bersifat visual
3. bersifat audio visual

kelebihan dan kekurangan media massa
1. surat kabar
kekurangan : pesan diungkapkan hanya dalam bentuk huruf dan gambar tidak bergerak
kelebihan : dapat disimpan, difotokopi, didokumentasikan, dikaji ulang, dijadikan bukti

2. televisi
kekurangan : siarannya bersifat sepintas, kadang ada gangguan penerimaan,
kelebihan : gambarnya hidup, memiliki efek suara dan memliki kekuatan kata-kata

3. radio
kekurangan : tidak ada visualisasi sehingga harus menggunakan kata-kata yg mudah dipahami
kelebihan : efek suaranya lebih nyata, dapat dinikmati tanpa menggangu aktifitas lain

4. Film
Kekurangan : komunikan harus datang khusus untuk menyaksikannya
Kelebihan : penggunaan gedung, efek khusus, audio visual yang bagus

Optimalisasi peran media komunikasi

Ada 5 hal efek kehadiran media massa sebagai benda fisik (jalaludin rachmat 1992:220) yaitu :
1. Efek sosial
2. efek sosial
3. efek penjadwalan kegiatan
4. efek pada penyaluran / penghilangan perasaan tertentu
5. efek pada perasaan orang terhadap media

dapat simpulkan :
- Mc Luhan berpendapat bahwa ‘media adalah pesan” dan isi pesan sama sekali tidak mempengaruhi kita. Yang mempengaruhi adalah media komunikasi yang kita gunakan.
- Steven H.Chaffee berpendapat bahwa memang ada 5 efek kehadiran media massa sebagai benda fisik. Tetapi tidak dijelaskan apakah itu berarti bahwa dia setuju pada pendapat yang menolak pengaruh isi pesan.
Walaupun kehadiran media komunikasi sebagai benda fisik memberikan pengaruh, pengaruh dari isi media komunikasi tetap ada.


MEDIA KOMUNIKASI DAN KEHIDUPAN MANUSIA

Perkembangan media komunikasi memberikan banyak kesempatan pada manusia untuk memperluas jangkauan komunikasinya, yang pada akhirnya untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Lebih dari itu kemajuan dan perkembangan media komunikasi membuka bnyak lapangan pekerjaaan baru.

Peluberan informasi

Perkembangan media komunikasi akan menambah jumlah jenis media komunikasi dan juga jumlah pesan yang ada. Hal ini menyebabkan suatu kondisi yang disebut “peluberan informasi”.

Pengendalian Arus Informasi

Pengendali arus informasi, dapat menrapkan kebijakan informasi yang akan didistribusikan dan dapat pula dia yang memaknai informasi-informasi tersebut. Sehingga kemungkinan komunikan tidak lagi memiliki kebebasan memaknai informasi.
Seperti dijelaskan oleh sebuah pendekatan yang disebut “uses and gratification”, bahwa komunikan/masyarakat aktif menggunakan media komunikasi untuk memenuhi kebutuhannya. (rakhmat, 1992:199). Komunikan atau masyarakat akan memilih media komunikasi yang sesuai dengan pemuasan kebutuhannya.

IDEAL KOMUNIKASI : SISTEM AUTHOTITARIANISM, SISTEM LIBERTARIANISM, SISTEM KOMUNIS ; KONSEP TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN KONSEP LAINNYA.

AUTHORITARIANISM

Authoritarianism merupakan sistem kekuasaan yang sempat mengundang silang pendapat terhadap kekuasaan absolut. Karakter yang yang muncul yaitu sentralisasi kekuasaan pada satu tangan elit yang berkuasa.

A. Pergeseran Pemikiran ke arah pembatasan absolutisme
Menurut Aristosteles tugas para filosof adalah mengidentifikasikan bentuk final dari negara yaitu dalam mewujudkan kehidupan yang baik. Menurut Aquino, negara adalah suatu lembaga alamiah yang dilahirkan karena kebutuhan-kebutuhan pokok manusia.
Menurut sistem authoritarinism, maka negara pada derajat yang tinggi diatas segalanya. Setiap warga negara akan mencapai prestasi tertingginya jika bersandar pada negara.
Menurut Hegel, negara itu suatu organisme berdasarkan kesusilaan. Negaralah yang memberi kemerdekaan dan persooljkheid(kepribadian).

B. Karakteristik Transaksi Komunikasi
Sistem Authoritarianism memunculkan karakter bagaimana hubungan individu – individu dengan negara . dalam pandangan Siebert bahwa hubungan media massa dan masyarakat ditentukan oleh asumsi-asumsi filosofi yang mendasar tentang manusia dan negar. Dalam hal ini tercangkup sifat manusia, masyarkat, hubungan antar manusia dengan negara dan filosofi yang mendasar, sifat pengetahuan dan sifat kebenaran.

Simbol – simbol kekuasan .

Secara rinci Authoritarianism memunculkan ciri-ciri sebagai berikut :
- Proses komunikasi berlansung secara vertikal
- Feedback (umpan balik) dari masyarakat hampir tiadk tampak
- Tema pesan komunikasi dalam bentuk :
• menumbuhkan sifat-sifat pengkultusan
• mewujudkan loyalitas pengabdian
• orientasi kewilayahan
• mewujudkan integritas sikap
- pendapat cenderung tidak ada
- Media massa dikontrol


Secara normatif hukum komunikasi tidak berfungsi, karena output komunikasi sebagai sebagai kebijaksanaan komunikasi penguasaan tidak berdasar pada output masyarakat.

Sistem Libertarianism

A. Pemikiran – pemikiran tentang Demokrasi
Dasar awal dari magna charta pada tahun 1225. Dalam demokrasi liberal menandai suatu masyarakat yang kompetitif, individualis, dan bekerjanya negara liberal, yang melayani masyarakat dengan sistem kompetisi partai. Penempatan hukum pada tangga utama memberi isyarat bahwa sistem liberal sebagai sistem kekuasaan yang berdasar pada hukum . dalam konteks ‘’the rule of law’’ friedmann dalam bukunya meninjau rule of law dari 2 sifat yaitu :
1. segi formal yang berarti Organisasi Pemerintah,
2. rule of law sebagai kenyataan

B. Hakikat Kebebasan Berkomunikasi
Setiap konstitusi pada dasarnya memuat 4 unsur utama yang terkait dengan aspek pemerintahan, aspek politik, dan hak-hak asasi manusia yaitu :
1. Bill of rights tentang hak-hak asasi manusia
2. Governmental Frame Work , Pola pemerintahan
3. Political Frame work, Pola pembagian kekuasaan
4. Administrative Frame work, Pola daministrasi negara

C. Proses Komunikasi Berlansung Berdasar Norma-norma Komunikasi (Hukum-hukum komunikasi)
Proses komunikasi akan efektif jika antara komunikan dan komunikator terjadi respons sehingga tujuannya tercapai. Menurut bride, demokratisasi komunikasi dirumuskan sebagai berikut :
1. individu adalah sebagai partner bukan sebagai objek saja
2. meningkatnya pesan yang dipertukarkan
3. mendorong perkembangan dan kualitas komunikasi yang diwakili masyarakat


IDEAL KOMUNIKASI : MENURUT KONSEP TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN SISTEM LAINNYA

A. Tanggung Jawab Sosial sebagai Suatu Konsep
Konsep tanggung jawab sosial meletakkan titik berat kajiannya pada bidang jurnalistis dan penerbitan.
Sistem tanggung jawab sosial tidak dapat diterapkan secara utuh karena memerlukan kesadaran akan tanggung jawab dan tanggung jawab individu secara utuh.

B. Sistem Pancasila
Sistem ini berakar pada UUD 1945, dengan kewajiban yang telah disetujui bersama untuk mencipatakan integritas nasional , loyalitas nasional, dan disiplin nasional dalam kerangka yang disebut Wawasan Nusantara.






FILSAFAT KOMUNIKASI : ETNIS KULTUR, HAKIKAT DAN ORIENTASI POLA PIKIR ETNIS, KULTUR, SISTEM NILAI, JALINAN KOMUNIKASI DENGAN PROBLEMA KUTURAL

Terbentuk negara adalah konsep ideal dari etnis kultur untuk mengejar cita-cita hidup yaitu kesejahteraan lahir dan batin.

A. Hakikat dan Orientasi Pola Pikir Etnis Kultur
Dalam wujud bangsa muncul nilai – nilai ideal untuk tetap dipelihara keutuhan dan kelestariannya dengan pedoman yang telah dirumuskan bersama.

B.Hakikat Komunikasi sebagi hakikat kebutuhan etnis kultur
Meningkatnya frekuensi komunikasi antaretnis sebagai konsekuensi berkembangnya pola pikir dan meningkatnya kualitas kepentingan. Sehingga membuat transaksi komplementer mengandung makna bahwa kebutuhan antar etnis baik kultur baik sebagai komunikator maupun komunikan terpenuhi. Komunikasi komplementer dalam skala lebih luas mengandung makna bahwa kebutuhan dan kepentingan etnis dalam lingkup negara dapat terpenuhi, sehingga persepsi tentang keutuhan ‘’geo natur’’ dan ‘’geo kultur’’ dapat diwujudkan.

C.Sikap toleransi Etnis Kultur Sebagai Hakikat Ideal Komunikasi
Dalam keberadaannya etnis kultur terbentuk oleh geonatur yang mengikatkan diri pada tempat keberadaannya. Karakter yang muncul dari masyarakat yaitu orientasi sikap perilaku ke dalam etnis kultur.

FILSAFAT DAN ETIKA KOMUNIKASI

Pikiran sebagai Isi Pesan Komunikasi

A. Kemampuan Berpikir Sebagai Ciri Khas Manusia

Ciri khas manusia yang membedakan derajatnya dibanding mahluk lain adalah kemampuan berpikir. Aristosteles mendefenisikan manusia sebagai binatang yang berakal budi (animal rationale). Aristosteles menyatakan ada 3 jenis mahluk hidup dengan roh yang tarafnya bertingkat-tingkat, yaitu :
1. Roh vegetatif (anima vegetatif) yang dimiliki tanaman yang hanya bisa bertahan hidup dengan cara mengkonsumsi makanan
2. Roh sensitif (anima sensitiva) yang dimiliki binatang disertai juga roh vegetatif.
3. Roh intelek (anima intelektiva) yang dimiliki manusia , disertai roh vegetatif dan sensitif.

Tiga ciri pembeda manusia dan binatang adalah :
1. ciri-ciri fisik
2. ciri-ciri sosial
3. ciri-ciri khas manusia sebagai persona

1. ciri-ciri fisik manusia antara lain ;
- Bentuk tubuhnya dapat berdiri tegak
- Dapat menggerakan dan memutar-mutar tangan dan kakinya
- Memiliki bentuk otak yang besar serta sistem saraf yang unik dan teratur

2. ciri-ciri sosial, antara lain ;
- Dapat berbicara baik lisan maupun tulisan serta mampu mempergunakan simbol
- Mampu menemukan hal-hal yang baru serta mengahsilakn kemajuan-kemajuan di bidang budaya, ilmu dan tekhnologi
- Pertumbuhan kerjasama dan persaudaraan yang makin lama semakin luas.

3. ciri-ciri khas manusia sebagai persona ( peranan individu dalam drama kehidupan)
a. Kesadaran diri
b. Berpikir reflektif, mampu menggambarkan diri dimasa lampau dan memproyeksikan diri di masa depan
c. Diskriminasi etis, mampu untuk mengadakan pilihan-pilihan baik atau buruk
d. Mampu mengadakan penilaian/penghargaan estetis
e. Kemampuan mentransendensi dimana manusia mampu melampui apa yang ada dalam pengalaman manusia

B. Intensitas Berpikir
Ada 2 aspek penting dalam diri manusia berhubungan dengan fungsi bepikir yaitu wissen (mengetahui) dan vestehen (memahami). Kaitan antara fungsi fungsi berpikir untuk mengetahui dan untuk memahami, manusia dalam proses berpikirnya dapat berpijak dari pengalaman yang sifatnya sensitivorasional dan metarasional (Poespoprodjo,1991 :4)

a. berpikir dari sensitivorasional yaitu ketika berpikir dan akan mengkomunikasikannya pada orang lain, tentang hasil pikiran tetapi memunculkannya berkisar pada persoalan tahu dan mengetahui.
b. Berpikir sampai metarasional dimana manusia tidak lagi bertolak dari relitas yang dapat diindera saja, tetapi hal-hal yang telah menjadi objek berpikr secara metafisik. Kemengertian manusia akan Tuhan dengan segala sifat-sifatnya akan membawa manusia kepada konsekuensi untuk bersujud dan berserah diri. Kepercayaan ini bersifat suprarasional. Interpretasi adalah proses memperantarai dan menyampaikan pesan secara eksplisit dan implisit termuat dalam realitas.
c. Pertimbangan nilai , sebelum pesan disampaikan kepada komunikan seorang komunikator harus melakukan pertimbangan nilai (value judgement) dalam mengemas pikirannya dengan bahasa dalam ideasi (pengidean). Ada kalanya komunikasi sebagai konsekuensi dari hubungan sosial dilakukan tanpa tujuan tertentu dalam arti tidak diharapkan timbulnya efek tertentu tetapi memunculkan nilai tertentu (Effendi, 1993 :374). Pertimbangan nilai menyangkut sikap dan harus dibedakan dari deskripsi atau penjelasan.

Seorang komunikator dalam menarik kesimpulan yang benar, memerlukan 2 syarat yaitu :

1. Putusan-putusan yang menjadi dasar pemikiran harus benar.
2. harus ada hubungan antara putusan yang satu dengan putusan yang lain memungkinkan terjadi hubungan yang tepat menuju kesimpulan.

Dengan memahami logika, seorang komunikator diharapkan tidak akan terpeleset dalam kekeliruan dan kesesatan. Francis Bacon dalam bukunya “ Novum Organum” menganjurkan penggunaan metode induktif dalam menemukan kebenaran, dengan mendasarkan pada pengamatan empiris, analisis data yang diamati, penyimpulan yang trwujud dalam hipotesis dan verifikasi hipotesis lewat pengamatan dan eksperimen lebih lanjut. Namun ada penghalang metode induktif yaitu prakonsepsi dan prasangka yang diklasifikasikan sebagai berikut :
1. the idols of the tribe (idola tribus), sumber kesesatan yang berdasar pada kodrat manusia, pada ras manusia
2. the idols of the cave (idola specus), sumber kesesatan berdasar pada prasangka pribadi setiap orang, disamping dikurung oleh kesesatan-kesesatan yang umum pada umat manusia juga dikurung oleh kurungannya sendiri. Sehingga tidak mampu melihat hubungan kausalitas dari fakta-fakta yang dijumpainya.
3. the idols of the market place (idola fori), sumber kesesatan disebabkan seseorang tidak membuat pembatasan pada term-term yang dipakai untuk berpikir dan berkomunikasi.
4. the idols of the theatre (idola theatri), sumber kesesatan karena sikap seseorang dalam menerima tradisi otoritas secara membuta.


Pengertian Etika

Menurut Willianm Benton Etika adalah studi yang sistematis dari konsep-konsep nilai baik, buruk,harus,benar, salah dan sebagainya atau prinsip-prinsip umum yang membenarkan kita dalam penerapannya dalam segala hal yang disebut juga filsafat moral (Encyclopedia Britannica, 1972)

Louis O Kattsoff, Etika adalah cabang aksiologi yang pada pokoknya mempersoalkan tentang predikat baik dan buruk(dalam arti susila atau tidak susila).(Elements of Philosophy, 1953)

Ragam defenisi etika ditinjau dari pengertian dibagi menjadi 3 :
1. Etika deskriptif, penggambaran yang menyangkut nilai dan ilmu pengetahuan dalam membicarakan baik buruknya dalam masyarakat.
2. Etika normatif, pencarian ukuran umum bagi baik dan buruknya tingkah laku.
3. Etika kefilsafatan, mempersoalkan tentang arti-arti yang dikandung oleh istilah-istilah kesusilaan yang dipergunakan oleh orang dalam membuat tanggapan – tanggapan kesusilaan.

Franz Magnis Suseno (1997:19) dalam etika dasar menyebut ada beberapa norma. Norma adalah peraturan atau pedoman hidup tentang bagaimana seyogyanya manusia harus bertingkah laku dan berbuat dalam masyarakat. Norma-norma dapat dibedakan :
1. Norma teknis dan permainan, hanya untuk tujuan-tujuan tertentu atau untuk kegiatan sementara dan terbatas
2. Norma yang berlaku umum, yang dapat dibedakan :
- Norma kepercayaan / keagamaan
- Norma moral
- Norma sopan santun
- Norma hukum


Mazhab – Mazhab Etika

Mazhab – mazhab dalam etika diantaranya adalah :
1. Egoisme, tindakan/perbuatan yang paling baik adalah yang memberi hasil / manfaat bagi diri sendiri untk jangka waktu selama diperlukan / dalam waktu yang lama (Sutrisno Hudoyo, 1979:48). Egoisme secara praktis terlihat dari :
1.1 Hedonisme (kesenangan) yang dikelompokkan dalam :
- hedonisme etis - hedonisme psikologis
- hedonisme egois - hedonisme altruistis
- hedonisme universalistis - hedonisme estetis
- hedonisme religius - hedonisme analitis
- hedonistis sintetis empiris - hedonistis sintesis apriori

1.2 Eudaemonisme (bahagia baik rohani maupun fisik). Aristosteles berpendapat bahwa tercapai dalam kegiatan yang merealisasikan bakat-bakat dan kesenangan manusia.

2. Deontologisme (diharuskan / diwajibkan), bentuknya ada 2 :
2.1 Deontologisme Tindakan , yaitu baik dan buruknya tindakan dapat dirumuskan atau diputuskan dalam dan untuk situasi tertentu dan sama sekali tidak ada peraturan umum (etika situasi).
2.2 Deontologis Peraturan, kaidah moral yang berlaku adalah baik buruknya diukur pada satu atau beberapa peraturan yang berlaku umum, dan bersifat mutlak, tidak dilihat dari baik buruknya perbuatan itu.

3. Utilitarianisme , mazhab ini berpendapat bahwa baik buruknya tindakan seseorang diukur dari akibat yang ditimbulkannya.(mazhab teleologis). Ada 2 bentuk utilitarianisme, yaitu :
3.1 Utilitarianisme Tindakan, segala tindakan manusia akan mengakibatkan sedemikian rupa kelebihan akiat baik yang sebesar mungkin.
3.2 Ulititarianisme Peraturan, betindaklah sesuai perturan.

4. Theonom, mahzab ini mengatakan bahwa kehendah Allah adalah ukuran baik buruknya suatu tindakan. Ada 2 macam teori ini yaitu :
4.1 Teori Theonom murni , kaidah yg terkandung adalah suatu perbuatan dianggap benar / susila jika sesuai dengan kewajiban-kewajiban yang diperintahkan Allah kepada manusia.
4.2 Teori umum kodrat / etika perwujudan diri



Pengertian Etika Komunikasi

Richard L.Johannesen dalam bukunya Etika Komunikasi memuat pertanyaan – pertanyaan dasar yang dipakai sebagai alat untuk membuat penilaian etika komunikasi yang lebih sitematik dan memiliki dasar yang kuat :

Ia juga memaparkan 7 perspektif dalam penilaian etika komunikasi insani, yaitu :

1. perspektif politik
2. perspektif sifat manusia
3. pespektif dialogis
4. perspektif situasional
5. perspektif religius
6. perspektif legal

PEMASARAN EVENT

FOKUS PEMASARAN EVENT

Untuk Peserta/Exhibitor Event
• Data Base
• Melalui organisasi, perkumpulan, asosiasi, institusi, lembaga.
• Media massa yang sesuai dengan target dari event tersebut.
Pengunjung
• Melalui organisasi, perkumpulan, asosiasi, institusi, lembaga.
• Media massa yang sesuai dengan target dari event tersebut
Sponsorship : perusahaan atau lembaga yang mensponsori mendapatkan benefit yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
Sponsorship bertujuan lebih ke arah hubungan bisnis.

Donatur : Tidak mengharapkan benefit/keuntungan apapun.Donatur keuntungannya lebih ke arah Citra atau image.

FAKTOR LAIN PEMASARAN
• Benefit untuk semua pihak yang terkait dengan event yang kita buat.
• Profit bagi pendukung kegiatan pemasaran, bisa berbentuk uang atau barang.
• Untuk sebuah event yang besar, kita bisa menggunakan marketing agent

Kiat memasarkan Event diantaranya:
1. Launching.
2. Presentasi.
3. Media Massa (Cetak dan Elektronik).
4. Bellow The Line.
5. Door to door.
6. Tele Marketing.
7. Melalui Kegiatan Event lainnya.
8. Kerjasama dengan pihak lain.

LAUNCHING EVENT

• Mengundang Para Wartawan dari berbagai Media Massa.
• Mengundang seluruh peserta dan semua yang akan terlibat pada Event tersebut
• Tempat : Umumnya bertempat di Hotel
• Waktunya : 1-2 bulan sebelum hari H.
• Tujuannya : untuk memberitahukan pada kalangan masyarakat dan menjajaki keinginan/demand dari kalangan masyarakat melalui masukan-masukan yang disampaikan pada pertemuan tersebut




PRESENTASI

• Tujuan: menyampaikan segala sesuatu mulai dari gagasan event hingga benefit yang akan diperoleh oleh semua pihak.
• Presentasi yang efektif akan membuat keputusan menjadi sangat singkat.
• Dilakukan secara massal atau personal/Perusahaan.
• Presentasi dapat dilakukan melalui kegiatan lain, misalnya: Kita akan membuat Festival Band, kita melakukan presentasi pada saat event Pameran Pendidikan yang juga penyelenggaranya EO kita.

PEMASARAN DGN MEDIA MASSA

• Tujuan: Untuk menyebarluaskan kegiatan event yang akan kita laksanakan.
• Keuntungan: Kegiatan Event tersebut dapat tersebar luas.
• Kelemahan: Mengeluarkan biaya yang besar dan belum tentu effektif.
• Jenis media massa: cetak, Elektronik (Radio, TV, Internet) termasuk Web site, Mailist

PEMASARAN DGN KAMPANYE BTL ANTARA LAIN :

• Kalender (semua jadwal event ada pada kalender dan dibagikan kepada masyarakat.)
• Tempelan kulkas atau stiker yang bersifat untuk reminder akan sebuat event.
• Spanduk dan Banner, kelemahannya harus mengurus pajak pemasangan dan sewa lokasi pemasangan.
• Poster dapat ditempel di tempat-tempat umum seperti papan pengumuman, dekat lift atau tangga, kantin, WC dsb.
• Selebaran dibagikan di tempat-tempat umum yang sering dikunjungi orang atau pada kompleks perumahan.
• Direct mail yang dikirim berdasarkan data base yang kita punya.

PEMASARAN DOOR TO DOOR

• Bentuk pemasaran yang paling kuno namun masih efektif di Indonesia karena peserta akan mendapatkan penjelasan lebih detail.
• Pemasaran ini digunakan untuk para peserta, donatur, sponsorship yang baru kenal dengan EO atau ingin tahu lebih banyak tentang kita.

TELEMARKETING

• Dilakukan berdasarkan data base yang ada.
• Keuntungannya: Tidak banyak waktu yang tersita seperti pemasaran door to door.
• Tele marketing dilakukan karena para peserta, donatur, sponsorship sudah pernah kenal dengan EO kita


MELALUI KEGIATAN EVENT
• Bila kita mempunyai Event yang rutin dan berkala, maka event dapat dipasarkan melalui event sebelumnya yang kita buat.
• Dapat juga kita memasarkan melalui event yang dibuat oleh EO lain.
Contoh:
Kita bisa menyebarkan selebaran tentang event pameran yang akan kita buat melalui event pameran lainnya

PEMASARAN DGN KERJASAMA

• Dengan Organisasi profesi
• Dengan produsen untuk mendukung para dealer, agen atau distributor.
• Barter produk atau jasa dengan perusahaan.

PROPOSAL EVENT

Kiat merancang Event :

 TOR (Kerangka Acuan)
 Final Proposal
 Sales Kit

TERM OF REFERENCE (TOR)
1. Maksud dan tujuan Event (Konsep)
2. Jenis Event
3. Tempat, Tgl Event
4. Organizer
5. Supporting Organizer
6. Sasaran Peserta/Tenant
7. Sasaran pengunjung
8. Acara Pendukung
9. Program Humas & promosi
10. Anggaran Biaya
11. Lain-lain

Final Proposal

 Sebuah penyempurnaan dari pra proposal yang dibuat berdasarkan kerangka acuan (TOR) yang sudah dikemas dan layak diajukan sebagai sebuah penawaran untuk sponsorship.

 Dibuat Formal berukuran A 4 (210 Cm X 297 mm) dan dicetak manual (Print out Computer) dilengkapi sampul berwarna dan dijilid manual.

SALES KIT
 Final proposal yang dikemas khusus untuk keperluan penjualan event tersebut.

 Dicetak dengan mutu dan design yang dirancang secara profesional dan sangat atraktif.

Maksud dan Tujuan Event
Tujuan Event :
Berisikan alasan mengapa event tersebut diadakan.
Contoh: Event Pameran Batik
Tujuan dari Pameran ini diselenggarakan adalah memasyarakatkan industri batik.

Maksud Event :
Untuk apa Event tersebut dibuat.
Contoh: Maksud dari penyelenggaraan pameran ini agar Para pengrajin batik dan Industri Batik lebih dikenal oleh masyarakat.

Jenis Event, diantaranya:
Berdasarkan :
 Pengunjung (B to B, B to C, )
 Jenis (Barang atau Jasa)
 Sifat: Umum/ Tematik
 Frekuensi (Berkala, isidental)
 Lingkup Geografis (lokal, Nasional, Internasional).
 Lokasi ( In door, Out door, Road show)
 Skala (Besar, kecil)
 Waktu (Jangka Singkat/Pendek atau lama).

Tempat Pelaksanaan Event
 Pertimbangan Tempat: Pilihlah tempat yang mudah dijangkau kendaraan pribadi dan transportasi umum.

 Bentuk tempat Event dilangsungkan sesuai dengan acara event yang akan dibuat, misalnya besaran panggung, jumlah stand dan fasilitas umum seperti WC, Kantin termasuk dalam pertimbangan.

Tanggal atau waktu Event
Waktu Event harus disesuaikan dengan Tema Event yang kita pilih.

Contoh:
Event Bazaar Lebaran lebih efektif bila diselenggarakan 1 minggu sebelum lebaran
karena THR dibagikan 7-10 hari sebelum lebaran.

Sasaran Peserta Event
 Gunakan Data Base dari Event yang pernah diadakan.
 Cari data calon peserta di buku kuning.
 Hubungi dan dapatkan data dari Organisasi/Instansi/lembaga/
Departemen yang sesuai dengan tema event tersebut.

Sasaran pengunjung
Menetapkan segmen yang dituju diantaranya:
 Segmentasi geografis
untuk menentukan lokasi yang cocok dengan tema pameran.
 Segmentasi Demografis (usia, jenis kelamin, pendidikan, penghasilan dan sebagainya.

Segmentasi Pengunjung
Segmentasi Psikografis yang dipengaruhi oleh faktor-faktor:
 Gaya Hidup (Berhubungan dengan hobby)
 Kepribadian
 Manfaat (Pameran Wisata memamerkan manfaat dari paket-paket liburan).

Segmentasi Perilaku yang dibagi berdasarkan pengetahuan, sikap, tingkat pemakaian atau tanggapan terhadap suatu produk.

Publikasi dan Promosi
Ideal promosi 3 bulan sebelumnya.
 Above The Line
Media Massa Cetak dan Elektronik.

 Bellow The Line
Manfaatkan Press Release, Mailist, penyebaran leaflet di tempat, spanduk, Poster, stiker, souvenir, Media internal dll.

***holistic media***

Anggaran biaya
 Buatlah beberapa alternatif anggaran, perhitungkan kemungkinan terburuk dalam perencanaan agar event tersebut tidak rugi.
 Lakukan survei harga-harga seperti sewa atau pembuatan panggung, backdrop, partisi, pengisi acara dan hal lainnya sebelum membuat anggaran.

Lain-lain
 Perhitungkan (Iventarisasi) Resiko terburuk dari suatu event, misalnya faktor cuaca, peristiwa yang tak terduga lainnya dan cara mengatasinya.
 Perhitungkan kemampuan maksimal dari Sumber Daya Manusia yang tersedia.



EVENT MANAGEMENT
LAUNCHING

 Jasa, diantaranya:
1. Perbankan
2. Travel
3. Pendidikan
4. Provider
5. Transportasi
 Produk, diantaranya: Consumer Produk



Tujuan Launching Event

 Mengenalkan sesuatu yang baru kepada khalayak.
(Harga, kemasan, Brand, produk, cita rasa yang baru).
 Memperkokoh kedudukan perusahaan.
 Untuk meperluas jangkauan pasar.
 Memperbaiki positioning di pasar.
 Menciptakan image yang baik.


Persyaratan untuk mengadakan Launching Event:
 Disesuaikan dengan Target Pasar.
 Mengikuti Trend.
 Berorientasi pada klien/Perusahaan yang menyelenggarakan event.
Susunan Tim Kerja
 Koordinator Event
 Bendahara
 Seksi Publikasi dan Humas
 Tim Acara
 Seksi Dokumentasi
 Seksi Perlengkapan
 Seksi Keamanan
 Seksi P 3 K

Biaya Event
 Biaya sepenuhnya dari anggaran divisi marketing.
 Bila diizinkan bisa mencari dukungan sponsor.


Cara Launching Event
 Launching Tunggal.
 Launching bersama dengan produk lain.
 Ikut serta dalam suatu pameran







Cara EO Mendapatkan Event Launching
 Dari Relasi yang kenal dengan perusahan tersebut.
 Call ke Manager Marketing/Promosi usahakan untuk bertemu langsung untuk mengetahui marketing plan mereka.
 Mengajukan proposal.

Publikasi dan Promosi
 Mix dengan Campaign di Media Cetak.
 Publikasi dengan Bellow the Line.
 Kegiatan Pre Launching/ Gathering dengan dealer, agen, wartawan dan kepala cabang).

Keberhasilan Event Launching
 Something new.
 Mempunyai Value.
 Mempunyai daya tarik.
 Menciptakan suatu moment
yang tak terlupakan.

Di Perusahaan atau lokasi tempat produk/Jasa dihasilkan.
 Di Hotel atau di Mal.
 Di tempat-tempat keramaian lainnya, diantaranya di Auditorium Gedung Perkantoran, Kampus-kampus.


EVENT KEAGAMAAN
1. Hari Raya Idul Fitri/Lebaran (Islam)
2. Hari Raya Natal (Kristen dan Katolik)
3. Hari Raya Imlek (khonghucu)
4. Hari Raya Galungan (Hindu)
5. Dan Hari Raya Keagamaan lainnya.

TUJUAN
 Untuk Memperingati Hari-hari besar Keagamaan.
 Untuk Menjalin hubungan antar sesama umat beragama.
 Untuk menghormati peristiwa besar dalam keagamaan.

YANG MENGADAKAN EVENT

 Lembaga-lembaga di Pemerintahan
 Warga dari suatu wilayah
 Umat yang menganut agama tersebut
 Perusahaan/Organisasi

WAKTU PERAYAAN EVENT
 Sebelum Peringatan Hari H.
 Tepat Pada hari peringatan.
 Sesudah peringatan Hari H.

ANGGARAN EVENT
 Biaya dari Lembaga/Organisasi/Departemen/
Instansi/Perusahaan yang akan menyelenggarakan.
 Dari Para Donatur dan sponsor
 Dari Umat.

LOKASI EVENT

 Di Auditorium, Aula Lembaga/Intansi/Perusahaan/di Sekolah/Kampus Perguruan Tinggi dsb.

 Di Hotel atau sekarang umat Kristen melakukan di sebuah ruangan di Mal.

 Di Gedung Pertemuan atau Aula Tempat Peribadatan.

CARA EO MENDAPATKAN EVENT KEAGAMAAN
 Ditunjuk dari Lembaga/organisasi/Perusahaan, dsb.

 Menawarkan diri kepada Lembaga/organisasi/Perusahaan, dsb.

PUBLIKASI DAN PROMOSI
 Mix dengan Campaign di Media Massa
 Publikasi dengan Bellow the Line
 Melalui Media Internal (Buletin, Papan Pengumuman, Web Site, Surat edaran, Leaflet dll.)
 Mailing List

SUSUNANA ACARA
 Upacara Keagamaan (Sholat Berjamaah, Misa, kebaktian, dan Sembhayang).
 Ceramah Keagamaan.
 Hiburan (dengan artis dari kalangan agama tersebut).
 Silahturami dengan Bersantap bersama.

PERBEDAAN EVENT KEAGAMAAN DENGAN EVENT LAIN
1. Harus berhati-hati supaya tidak terjadi hal-hal yang menyinggung perasaan umat dari agama tersebut.

1. Orientasinya bukan materi semata tetapi ada unsur sosial sehingga EO Tidak mengharapkan Keuntungan yang besar dari Event tersebut.

Sejarah Fotografi

1.Sejarah Fotografi
Foto pertama dibuat pada tahun 1826 selama 8 jam. Louis Jacques mande Daquerre merupakan bapak fotografi dunia (1837). Kamera Obcura merupakan kamera yang pertama kali yang dipakai untuk menggambar kemudian memotret. Kamera Kodak (Eastmant Kodak) pertama kali ditemukan oleh Snapshooter 1888 di Amerika. Konstribusi fotografi ke dunia film pertama kali di pelopori oleh Eadward Muybridge. Flas atau lampu kilat pertama kali ditemukan oleh Harold E. Edgerton pada tahun 1938.Memotret benda-benda mati disebut dengan still life. Penemu negative film John Hendri Fox Talbot dari inggris. Negatif film tersebut di buat selama 40 detik dibawah terik matahari.
2. Perbedaan Kamera Digital dengan kamera Analog
Kamera digital belum mampu menangkap semua warna yang dipantulkan oleh matahari namun warna yang dihasilkan lebih kontras. Kamera digital juga kurang sensitif.
kamera analog sudah hampir mampu menangkap seluruh warna yang diantulkan oleh matahari dan kamera analog juga cukup sensitive.
Kamera analog merekam dengan film negative berwarna , slide flim positif dan hitam putih.
Kamera digital merekam dengan pixel (picture element / elemen dasar dari film)
3.Teknologi Rekam
Ø Analog: Menggunakan media film seluloid melalui poses kimia
Ø Instan : Menggunakan kertas cetak langsung jadi
Ø Digital : Menggunakaan sensor peka cahaya dengan proses elektronik
4.Distorsi
v Normal
v Barrel
v Pincushion

5. Alat dan perlengkapan Fotografi
§ KAMERA
Dibagi dalam beberapa jenis antara lain:
a. Manual SLR
b. Automatic SLR (ada auto focus tapi menggunakan baterai)
c. Basic Compact
d. Advanced Compact
e. Waterproof Camera (kamera yang bisa dipakai didalam air hanya sampai kedalaman 5 meter).
f. Underwater Camera(kamera yang bisa dipakai didalam air sampai kedalaman diatas 5 meter dan di lengkapi dengan Flas).
g. Wide-View Camera
h. Anoramic Camera
i. Large Format Camera
j. Kamera ilusi ( kamera yang dapat menangkap mahluk halus)
Ragam Jenis Kamera
1.Menurut cara bidiknya
View Finder Camera ( Range Finder Camera ) atau biasa disebut dengan lamera poket / instamatic.Single Lens Reflex ( SLR ), Twin Lens Reflex ( TLR ), View Camera.
2. Menurut Format Filmnya
Ukuran 135 mm ( Roll Film )
Ukuran 120 mm / 220 mm ( Roll Film )
Ukuran 4 x 5 inch ( Sheet Film )
Ukuran 8 x 10 inch ( Sheet Film )
3. Menurut ukuran gambarnya
Kamera 35 mm = 24 x 36 mm
Kamera Larga Format = 6 x 4.5 inch dan 8 x 10 inch
Kamera medium format = 6 x 4,5 cm ; 6 x 6 cm ; 6 x 7 cm ; 6 x 9 cm ; 6 x 12 cm

4. Menurut Teknologi Sistem Perekaman
§ LENSA
Dibagi dalam beberapa jenis antara lain:
1.Lensa Fix ( Focal Length Tetap )
Standart lens / Normal lens ( Focal Lengthnya 50 mm)
Wide Angle lens ( Focal lengthnya dibawah 50mm ) mempunyai cakupan yang cukup besar/luas.
Long Focus Lens / Tele lens ( Focal lengthnya diatas 50 mm).
2.Zoom Lens (Focal Length Variabel)
Lensa yang dapat berubah dari zoom lens ke wide lens / tele lens.
3.Wide Angle Zoom ( 21-35 mm )
4.Telephoto Zoom ( diatas 50 mm dari 75 mm dst )
5.Lensa Spesial
Macro Lens
Telephoto Lens
Feace Eye
Shift Lens
6.Mirror Lens
§ Flas, Light Meter ( eksposur meter, cara mengukur cahaya)
§ Filter ( Filter koreksi dan filter kreatif )
§ Assesori ( alat penunjang kamera )
KLASIFIKASI LENSA 35 MM
^ Focal Length Tetap disebut Fix Lens
^ Focal Length Variabel disebut Zoom Lens
6.PENCAHAYAAN
Photography Treangle ( Bryan Patterson )
A. ASA ( Asosiation Standart America )
ASA / ISO / DIN / JIS
=25;50; 100;200; 400;800
Semakin tinggi ASAnya semakin peka terhadap cahaya
B.Speed Shulter ( kecepatan ) terdiri atas:
4 sec; 2 sec ; 1 sec ; ½ sec ; ¼ sc; 1/8 sec ; 1/5 sec; 1/30 sec ; 1/60 sec; 1/ 125 sec ; 1/ 250 sec ; 1/ 500 sec ; 1/ 1000 sec ; 1/ 2000 sec ;
C. Aparture ( Pembukaan Diafragma ) terdri atas:
f/1.4 ; f/ 2.8 ; f/5.5 ; f/8 ; f/11; f/16; f/22; f/32; f/45;f/64; f/90
7.APLIKASI TEKNIK FOTOGRAFI FAVORIT
Auto Focus ( tanpa focus )
Selective Focus ( focus terpili )
Menajamkan pada objek-objek tertentu dengan menggunakan objek tertentu.
Freezing ( teknik membekukan gerak dengan menggunakan sped yang tinggi ).
Blur ( teknik untuk merekam kesan gerak dengan menggunakan speed yang lambat)
Panning ( tergantung dari objek dan subjeknya )
Zooming ( memakai lensa zoom )
Siluet
Bulb

Perkembangnya teknologi membuat kamera digital era sekarang sudah menjadi bagian dari gaya hidup, para manufaktur berlomba mengeluarkan varian kamera terutama di kelas SLR (Single Lens Reflex) dalam berbagai kelas. Tak hanya dibedakan oleh kelas pemakai, kamera-kamera ini juga dibedakan oleh jenis sensor yang digunakan. Sebagai contoh, Canon sebagai pemain terbesar saat ini mengenalkan dua macam format untuk D-SLR, yaitu full-frame (setara dengan film 35 mm dengan ukuran 36 x 24 mm) dan sensor berukuran lebih kecil (22,2 x 14,8 mm) yang praktis menghasilkan faktor perkalian sebesar 1,6 untuk lensa yang dipakai.

Berbeda dengan ketiga pemain lainnya, yaitu Nikon, Pentax, dan Konica Minolta, yang memilih untuk menggunakan image sensor dengan ukuran APS (23,7 x 15,5 mm). Sensor ini lebih kecil dari ukuran film 35 mm sehingga lensa yang tadinya dipasangkan pada kamera film akan memiliki sudut pandang yang lebih kecil.

Dalam hal ini, faktor perkalian adalah 1,5. Sebagai contoh, lensa 50 mm pada D-SLR dengan sensor ukuran APS akan memiliki field of view yang setara dengan lensa 75 mm pada kamera film. Sebagai catatan, focal length untuk lensa tidak akan berubah karena ukuran sensor.

Sebuah lensa 50 mm tidak akan berbeda apakah ia dipasangkan pada kamera 35 mm, kamera medium format, atau kamera digital dengan sensor yang lebih kecil. Luas cakupan sensor akan membedakan sebuah lensa dalam hal besarnya image circle (besarnya luas imej yang ditembakkan oleh lensa).

Dengan fenomena ini, tentu akan muncul sejumlah masalah. Bila pemakai menggunakan kamera digital Canon dengan sensor berukuran full-frame, tentu lensa-lensa yang tadinya digunakan pada kamera film dapat digunakan sebagaimana mestinya. Lain halnya dengan D-SLR yang memiliki sensor lebih kecil, lensa wideangle berukuran 28 mm hanya akan menjadi seperti lensa 42 mm pada Nikon D2X atau bahkan 45 mm pada Canon EOS 20D.

Bila Anda penggemar fotografi lanskap, Anda tidak akan gembira dengan field of view yang diberikan. Untuk itu, masing- masing manufaktur mengeluarkan lensa digital yang image-circle-nya sudah disesuaikan dengan ukuran sensor yang lebih kecil. Sebagai contoh, Pentax mengeluarkan seri DA yang hanya bisa digunakan pada digital SLR dan Nikon memiliki seri DX dengan tujuan yang sama. Dengan kata lain, pencinta lensa 28 mm sekarang membutuhkan lensa 18 mm!

Akan tetapi, tidak itu saja. Para pembuat lensa juga mengklaim bahwa lensa digital mereka juga dioptimasi untuk D-SLR dengan berbagai macam faktor. Satu hal yang mesti diingat, permukaan sensor digital jauh lebih reflektif daripada film. Hal ini memungkinkan sensor untuk memantulkan kembali cahaya ke dalam elemen lensa.

Untuk mengantisipasi hal ini, para manufaktur menambahkan coating pada elemen-elemen belakang lensa sehingga pantulan cahaya akan diminimalkan. Sigma, salah satu pembuat lensa independent, meng-upgrade jajaran lensanya dengan seri DG. Seri ini kompatibel dengan kamera film, namun diklaim memiliki coating tambahan sehingga cocok digunakan pada kamera digital.

Hal lain yang patut diperhatikan adalah masalah abrasi kromatik yang menjadi akibat dispersi cahaya oleh lensa. Pada digital kamera, masalah ini lebih sering muncul terutama ketika memotret subyek yang berlatar belakang cahaya yang sangat kontras. Untuk itu, perlu ditambahkan elemen lensa yang mampu meredam dispersi cahaya. Pada lensa Nikon dan Pentax, elemen ini disebut dengan ED (Extra-low Dispersion). Dahulu elemen ini hanya terdapat pada lensa seri profesional, namun saat ini banyak lensa standar yang sudah dilengkapi elemen ini.

Hal lain yang didapat adalah bila umumnya lensa normal dan tele yang dirancang sebelum era digital tetap mampu memberikan gambar yang tajam, tidak demikian halnya dengan lensa wideangle. beberapa lensa wideangle lawas tampaknya harus menyerah pada lensa wideangle yang khusus didesain untuk kamera digital.

Nikon dan Pentax memiliki banyak pilihan untuk lensa wideangle, baik fixed maupun zoom. Sebagai contoh, DX Nikkor AFS 12-24/4 ED dan DX Nikkor AFS 17-55/2.8 ED adalah dua lensa dengan hasil terbaik saat ini. Pentax saat ini belum memiliki wideangle zoom digital untuk profesional dengan f/2.8, namun DA 16-45/4 ED ternyata mampu memberikan hasil yang hampir setara dengan harga yang jauh lebih murah. Saat tulisan ini dibuat, Pentax juga telah meluncurkan lensa DA 12-24/4 ED yang setara dengan lensa 18-36 mm dalam format film.

Para penggemar fotografi yang telah memiliki berbagai lensa yang lebih tua jangan terburu-buru menginvestasikan dana guna membeli lensa-lensa yang dirancang untuk kamera digital. Kecuali tentunya bila Anda membutuhkan lensa ultra-wideangle (dengan sudut cakupan lebih lebar dari 74 derajat) dalam format APS (atau DX dalam sistem Nikon) karena lensa selebar ini memiliki focal length di bawah 18 mm.

Selain itu, lensa yang dirancang dengan image circle berukuran kecil sudah pasti memiliki ukuran dan berat yang lebih kecil dan dengan kemajuan teknologi saat ini, umumnya lensa digital memiliki performa baik dengan harga sangat terjangkau. (Kristanto, sumber: Koran Kompas)

Selasa, 24 Maret 2009

Materi Account Palnning PR I

Scope and Definition of PR

Yuli Yulfinarsyah

Quick Review

• Promotions Aspect of the Marketing 4Ps
– Advertising
– Public Relations
– Personal Selling
– Sales Promotion

What is Public Relations?

• Public Relations is about reputation – a result of
– What you do
– What you say
– What others say about you
• A discipline which looks after reputation with the aim of earning understanding and support, influencing opinion and behavior
• Involves responsibility and responsiveness in policy and information to the best interest of the organization and its publics

A Variety of Definitions
Public Relations is a process
It includes:
• Research and analysis
• Policy Formation
• Programming
• Communication
• Feedback from numerous publics
• “Public relations is the management function that identifies, establishes,
• and maintains mutually beneficial relationships between an organization and the various publics on whom its success or failure depends.”

Key Words In Defining PR
• Deliberate
• Planned
• Performance
• Public Interest
• Two way communication
• Management function

Public Relations as a process

• A series of actions, changes, or functions that brings about a result

Other terms for PR
• Corporate Communications
• Public Affairs
• Communication
• Corporate Relations
• Corporate Public Affairs
• Public Information
• Publicist
• Press Agent



Careers in PR

• Job-rich areas:
– Pharmaceutical/biotechnology industry
– Financial services
– Media companies
– Health care
– Security segments of technology companies
– Crisis Communications-expanding

The Range of PR Work
• Corporations
• Nonprofit organizations
• Entertainment, Sports
• Government and Politics
• Education
• International Public Relations

Five Essential Abilities
• Writing Skill
• Research Ability
• Planning Expertise
• Problem Solving Ability
• Business/economics competence

10 Qualities Employers Want

1. Good writing
2. Intelligence
3. Cultural Literacy
4. Know a good story when you see one
5. Media Savvy
6. Contacts or network
7. Good business sense
8. Broad communications experience
9. Specialized experience
10. Avoid career clichés

Source: Public Relations Strategies and Tactics (Wilcox & Cameron)